Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Kobar Masih Bergantung Pada Sungai

  • 30 Maret 2016 - 20:08 WIB

SEPERTI tak peduli dengan kualitas air Sungai Arut yang berwarna cokelat, sejumlah warga yang tinggal di bantaran sungai terpanjang di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) itu masih memanfaatkan sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Salah seorang warga Kelurahan Mendawai Seberang, Nanik mengaku masih menggunakan air dari Sungai Arut untuk mandi, mencuci dan membuang hajat (MCK). Tak hanya itu, ia juga masih memanfaatkan air dari sungai Arut sebagai bahan baku kebutuhan memasak dan air minum. 'Sudah menjadi kebiasaan mas, setiap hari menggunakan air dari sungai (Arut). Sejauh ini baik-baik saja,' ucapnya.

Padahal, kualitas air Sungai Arut sempat buruk, diduga tercemar limbah perusahaan. Dengan tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Kobar, airnya kembali berwarna normal seperti semula dengan kondisi air berwarna kuning kecokelatan dan tidak lagi memiliki rasa yang pahit jika dikonsumsi secara langsung.

 'Sebelumnya, air sungai terlihat bercampur antara warna hijau dan warna cokelat. Sekarang secara keseluruhan warna airnya sudah cokelat semua, mungkin karena hujan,' katanya.

Air sungai Arut juga menjadi bahan baku utama untuk pengolahan air minum milik PDAM Kobar, kalau airnya tercemar tentu saja bakal membahayakan konsumsi air warga di Kobar.

Hal senada diungkapkan Sanusi, warga yang tinggal di Kelurahan Raja yang mengaku menjadikan sungai Arut sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Bahkan, bapak tiga anak itu memanfaatkan air sungai untuk pengembangbiakan ikan dengan teknik keramba. 'Saya harap pemerintah memiliki langkah strategis untuk menjaga kelestarian sungai.' (CR-1/B-7)

Berita Terbaru