Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kasus Kematian Nenek Mani Masih Diselimuti Misteri

  • 15 November 2016 - 19:55 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Kasus pembunuhan nenek Mani (70), warga Jalan Pemuda, Gang Hidayah, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, masih diselimuti misteri. Meski polisi sudah menyimpulkan penyebab pembunuhan yang terjadi Senin (2/5/2016) itu, bermotif perampokan, namun siapa pelaku dan dalang di balik peristiwa berdarah tersebut belum terungkap.

Berdasar keterangan cucunya, Rokip bin Naim (22), saat diperiksa di Polres Kobar karena telah membunuh Sumar (55), suami Mani, setidaknya dapat dijadikan petunjuk baru pengungkapan kasus terbunuhnya nenek Mani.

Sebelum menyerahkan diri ke Polres Kobar, Senin, (14/11/2016), Rokip mengaku membunuh Sumar, suami nenek Mani, sekaligus kakek tirinya itu lantaran ketakutan karena mendapat ancaman korban. "Saya diancam korban akan dibunuh seperti Dia (korban) membunuh nenek saya."

Jika Rokip jujur, sudah dapat dipastikan pembunuh nenek Mani adalah Sumar, suami kedua Mani. Namun, apa motifnya

Berebut Warisan Nenek Mani

Keterangan berbeda diungkapkan tetangga dekat nenek Mani, Agung Winursito (30). Sebelum peristiwa pembunuhan terhadap Sumar di sebuah pondok kebun sayur miliknya, Jalan Tjilik Riwut, Gang Wonokoyo I (belakang SMA 3 Pangkalan Bun) Tembalu, Sumar mengaku sempat cekcok dengan cucu tirinya itu. "Kata korban, cucunya mau jual rumah yang ditinggali, karena tidak diizinkan, mereka sempat adu mulut."

Selain itu, Agung juga mengungkapkan, sertifikat rumah dan kebun yang diduga diperebutkan oleh Sumar dan Rokip itu semua atas nama Sumar. "Korban sering titip bayar pajak (PBB) kepada saya, sertifikatnya atas nama Sumar," ucapnya.

Jadi, lanjut Agung, motif korban membunuh nenek Mani lemah. Meski demikian, dirinya tidak ingin mencampuri tugas polisi mengungkap kasus pembunuhan nenek Mani. Sebelum nenek Mani meninggal, Rokip sering bertandang ke rumah neneknya itu. Namun, sepeninggal nenek Mani, Rokip sudah jarang ke rumah yang kini hanya ditinggali Sumar.

"Datang-datang Rokip ingin menjual rumah yang saat ini ditinggali Sumar. Kemungkinan, hal inilah yang melatarbelakangi terbunuhnya Sumar," ucap Agung Winursito.

Setahu Agung, selama ini Rokip bekerja sebagai pedagang ayam. Sedangkan Sumar bekerja sebagai pekebun sayur dan palawija. Ia memperkirakan kebun milik Sumar seluas satu hektare.

"Saya kurang tahu bagaimana orangnya (Rokip), saya hanya mengetahui mereka (Sumar dan Rokip) memiliki persoalan karena korbah sering cerita kepada saya," ujarnya.

Sebelumnya, nenek Mani ditemukan meninggal dunia, Senin (2/5/2016). Dari hasi visum, terdapat tanda-tanda bekas kekerasan pada tubuh korban.

"Ditemukan sejumlah luka, ada lebam (tidak) meggunakan alat. Kemungkinan besar diinjak-injak," ungkap sumber Borneonews di Kepolisian.

Dari hasil olah TKP, sejumlah perhiasan yang dikenakan korban dan uang yang disimpan dalam kamar hilang. Namun, tidak ada tanda kerusakan pada pintu atau jendela rumah korban.

"Kuat dugaan, pelakunya orang terdekat korban. Karena pelaku memahami betul kondisi rumah dan mengetahui di mana korban meletakkan perhiasan dan barang berharga," bebernya. (FAHRUDDIN FITRIYA/N).

Berita Terbaru