BORNEONEWS, Palangka Raya ' Ada yang menarik, bahkan menyentuh, saat Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran bertemu mahasiswa asal Kalteng, di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (4/6/2017) malam. Seruan Gubernur muda ini atas nasib mahasiswa di perantauan, bikin merinding. Ia menyatakan ikut bertanggungjawab apabila ada masalah krusial menyangkut nasib mahasiswa rantau yang juga bagian dari rakyatnya itu.

"Lebih baik terus terang minta tolong atau mengadu ke saya daripada melakukan hal-hal tidak pantas, apalagi melacurkan diri. Selama menjabat di Kalteng 5 tahun ini, kalau sampai ada yang kuliah sampai mencari uang dengan menjual diri, terutama bagi para mahasiswi, saya ikut berdosa. Kalau perlu bantuan, silahkan telpon saya langsung,' seru Gubernur menandaskan.

Lebih dari 150 mahasiswa berkumpul pada pertemuan silaturahim Gubernur, yang baru berakhir tengah malam itu. Di samping Gubernur, hadir Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran dan salah satu Deputi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Apung Widadi dalam tatap tatap muka di Hotel Shalimar Kota Malang itu.

Gubernur juga bercerita, dulu ia adalah orang miskin karena lahir dari rahim keluarga miskin. Untuk sekolah saja, harus berjalan sambil menjajakan gorengan khas Kotawaringin yang dikenal 'kue untuk-untuk' juga es lilin pada zaman itu. Uangnya, diserahkan kepada kedua orang tua yang juga akhirnya kembali untuk kebutuhan bayar sekolah.

Perjalanan hidup Sugianto juga tidak semulus yang orang kira. Keluar masuk hutan untuk menemani ayahnya mencari kayu juga ia lakoni. Banyak lika-liku hingga akhirnya untuk tamat SMK saja terasa susah buatnya, apalagi jenjang sarjana.

'Ini saya ceritakan guna memberi motivasi atau daya juang dan semangat tinggi kepada mahasiswa agar memiliki semangat pantang menyerah. Semiskin apapun kalau ada niat, gigih, tulus dan ikhlas maka akan didengar oleh Tuhan yang maha kuasa. Intinya pada niat,' ungkap Gubernur kepada Borneonews.co.id. (ROZIQIN/N)