Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pelemahan Ringgit Berpeluang Topang Kenaikan Harga CPO

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 15 Agustus 2018 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Harga minyak sawit mentah (CPO) berpeluang menguat dalam jangka pendek pada perdagangan Rabu (15/8/2018) setelah ditutup naik 0,4% di level RM2.213.

"Asumsi penguatan harga CPO itu dipengaruhi oleh aksi short covering serta melemahnya mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar AS," kata Analis PT Monex Investindo Futures Arie Nurhadi dalam risetnya di Jakarta, Rabu. 

Pelaku pasar di Jakarta mengatakan pelemahan ringgit yang bersamaan dengan aksi short covering telah mendorong kegairahan pasar, sehingga harga CPO naik di atas level RM2.200.

Pelemahan ringgit, yang merupakan mata uang digunakan untuk perdagangan minyak kelapa sawit, akan membuat harga komoditas ini menjadi lebih murah untuk pemilik mata uang lainnya. 

Hingga Rabu pukul 11.37 WIB, ringgit diperdagangkan melemah 0,1% di level 4.103 per dolar AS untuk menyentuh level terendah sejak November 2017. 

Harga minyak sawit sebelumnya sempat melemah karena menurunnya permintaan serta adanya kekhawatiran terhadap penurunan tajam pada rupee India yang akan meredupkan ekspor. 

Impor minyak sawit India merosot sebesar 33 persen pada Juli dari setahun yang lalu menjadi 550.180 ton, karena tingginya pajak dan depresiasi rupee yang membuat impor menjadi lebih mahal. 

India adalah importir minyak nabati terbesar di dunia, dan terdepresiasinya mata uang lokal telah mengurangi kemampuan untuk membeli minyak kelapa sawit.

"Untuk harga CPO kontrak Oktober 2018 pada hari ini dibuka di level RM 2.217, dengan level tertingginya di RM 2.217 dan level terendahnya di RM 2.206, dengan harga saat ini sedang berada di level RM 2.212," katanya.

Namun demikian, potensi penguatan pada hari ini perlu konfirmasi penembusan di atas level RM2.220 (Resisten 1), RM2.235 (Resisten 2), dan RM2.260 (Resisten 3), sementara jika harga terkoreksi, harga berpotensi turun untuk menguji level RM2.200 (Support 1), RM2.185 (Support 2) dan RM 2.150 (Support 3). (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru