Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bupati Kotim: Mandi Safar Budaya Daerah, Bukan Untuk Buang Sial

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 07 November 2018 - 18:56 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan, Mandi Safar bukan ritual untuk buang sial. Melainkan, murni budaya daerah. Sehingga, hal itu harus dilestarikan serta dikembangkan.

"Mandi Safar jangan dikaitkan dengan hal yang dilarang Allah SWT. Ini murni budaya, dan rangkaiannya diselipkan doa agar dijauhkan dari bala bencana," kata Supian Hadi, Rabu (7/11/2018).

"Jangan sampai bulan (Safar) ini ada kepercayaan diturunkannya ribuan bala bencana. Untuk bencana, hanya Allah SWT yang mengetahui kapan turunnya," imbuh Bupati Kotim.

Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan budaya menuruskan dari pendahulu. Pemkab melestarikannya, untuk menjadi daya tarik wisatawan.

"Ini budaya yang dapat mengundang wisatawan dari luar daerah. Apalagi, memang target kita Sampit menjadi Kota Wisata," kata Supian. 

Adapun dalam kegiatan tersebut, masyarakat juga menggunakan daun sawang yang sudah dituliskan doa-doa.

Mandi safar digelar Rabu (7/11/2018) siang. Ribuan warga datang ke Dermaga Habaring Hurung dan Ikon Kota Patung Jelawat menyaksikan tradisi itu.

"Kalau saya lihat, masyarakat yang datang lebih banyak, dibandingkan tahun lalu. Tapi saya minta agar dikemas lebih baik lagi," pesan Bupati Kotim. (MUHAMMAD HAMIM/B-11) 

Berita Terbaru