Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Imbas Lesunya CPO, Penjualan Sampoerna Agro Turun 10%

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 26 November 2018 - 14:46 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Masih melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) membuat sejumlah perusahaan berbasis perkebunan mengalami tekanan, termasuk PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), yang pada kuartal III tahun ini masih belum membaik kinerjanya.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi, SGRO membukukan penurunan penjualan 10% menjadi Rp2,28 triliun hingga September 2018. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, SGRO mampu mencatatkan penjualan Rp2,53 triliun.

Beban pokok penjualan pun turun 8% menjadi Rp1,68 triliun dari Rp1,83 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu. Alhasil, laba bersih SGRO turun 17% menjadi Rp168,84 miliar pada September 2018 dari Rp203,49 miliar pada September tahun lalu.

"Melorotnya laba SGRO pada kuartal III tahun ini, tak lepas dari penurunan penjualan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 9,94%," kata analis Sekuritas, Krestanti Nugrahane Widhi, dalam risetnya.

Penurunan harga jual (average selling price), juga turut mendorong pelemahan pendapatan SGRO saat ini.

"Harga CPO global masih dalam tren melemah, dan harga CPO masih akan bergerak di rentang RM2.100 sampai RM2.300 hingga akhir tahun ini. Namun harga akan perlahan meningkat menjadi RM2.300 sampai RM2.600 pada tahun depan," papar Krestanti.

Krestanti menambahkan, pada Januari hingga Maret 2019, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memprediksikan Indonesia masuk musim kemarau dengan probabilitas sebesar 70%. Curah hujan yang rendah akan berdampak pada penurunan produksi sawit ini.

"Sehingga besar kemungkinan berpotensi menurunkan suplai, namun akan mengerek harga CPO. Inpres tentang moratorium lahan sawit membuat suplai sedikit menjadi booster peningkatan bagi harga CPO," ujar Krestanti.

Jika melihat tren harga CPO yang diprediksi melemah hingga akhir tahun ini, Krestanti memperkirakan, kinerja SGRO sepanjang tahun ini juga masih akan menurun dibanding tahun lalu. 

"Kalau tahun lalu pendapatan mencapai Rp 3,61 triliun, tahun 2018 target pendapatan berdasarkan konsensus mencapai Rp3,46 triliun. Sedangkan laba akhir tahun 2018 sebesar Rp 289 miliar," tuturnya.

Berita Terbaru