Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Studi IUCN Tegaskan Sawit Lebih Produktif dari Kedelai dan Bunga Matahari

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 07 Februari 2019 - 05:16 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa kelapa sawit menghasilkan minyak nabati lebih banyak dibandingkan kedelai dan bunga matahari dengan luasan area tanam yang sama. Dan studi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) menegaskan kembali fakta itu. 

Fakta terbaru itu terungkap dari hasil studi yang dilakukan oleh Satuan Tugas Kelapa Sawit International Union for Conservation of Nature (IUCN) tentang analisis obyektif tentang dampak kelapa sawit terhadap keanekaragaman hayati secara global, serta menawarkan solusi untuk pelestarian lingkungan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan komoditas kelapa sawit menjadi produk perkebunan yang paling produktif dalam menghasilkan minyak nabati daripada komoditas lainnya seperti bunga matahari dan kacang kedelai.

"Perimbangannya adalah diperlukan lahan sampai 8 atau sembilan kali lipat lebih luas bagi komoditas lainnya untuk menghasilkan satu ton minyak nabati," kata Menko Darmin pada konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian Jakarta awal pekan ini.

Darmin memaparkan kelapa sawit hanya membutuhkan 0,26 hektare (ha) lahan untuk memproduksi satu ton minyak nabati, sedangkan minyak nabati dari bunga matahari memerlukan 1,43 ha lahan dengan hasil produksi yang sama.

Di sisi lain, komoditas kacang kedelai memerlukan dua hektare lahan untuk menghasilkan satu ton minyak nabati. Dengan begitu, hasil studi IUCN menyimpulkan bahwa kelapa sawit lebih efisien sembilan kali untuk penggunaan lahan daripada komoditas lainnya dalam memproduksi minyak nabati.

Sementara itu, pada 2050, diperkirakan kebutuhan minyak nabati dunia sebesar 310 juta ton. Saat ini minyak kelapa sawit berkontribusi sebesar 35 persen dari total kebutuhan minyak nabati dunia, dengan konsumsi terbesar di India, Tiongkok dan Indonesia. Adapun proporsi penggunaannya adalah 75 persen untuk industri pangan dan 25 persen untuk industri kosmetik, produk pembersih dan biofuel.

Penulis utama dari studi ini, Erik Mejiaard, mengungkapkan kelapa sawit tetap dibutuhkan dan harus dipastikan bahwa minyak nabati yang diproduksi dari kelapa sawit menerapkan standar berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dunia tersebut.

"Kita harus melihat minyak kelapa sawit ini sebagai bagian dalam pembangunan berkelanjutan. Kami melihatnya ada kebutuhan minyak nabati sebesar 310 juta ton pada 2050 tapi bagaimana memenuhinya sementara lapangan tanamnya minim," kata Erik.

Di Indonesia, alokasi pemanfaatan lahan untuk menunjang kehidupan adalah seluas 33 persen atau 66 juta ha dari total luas daratan Indonesia. Dari luasan tersebut, perkebunan kelapa sawit menjadi yang terluas dengan pemanfaatan sebesar 14 juta ha, diikuti sawah yang menempati 7,1 juta hektare lahan, dan selebihnya permukiman dan fasilitas publik lainnya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru