Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Prancis Tak Akan Larang Impor Minyak Sawit  

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 08 April 2019 - 08:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ada kabar baik datang dari Prancis, yang menyatakan Negeri Anggur itu tidak akan melarang impor minyak sawit seperti yang akan dilakukan Uni Eropa.

Duta Besar Prancis untuk Malaysia Frederic Laplanche menegaskan hal itu mengomentari sanksi yang akan diterapkan Uni Eropa terhadap minyak sawit, yang dikategorikan sebagai minyak nabati yang berisiko tinggi terhadap lingkungan, alias tidak berkelanjutan.

Laplanche mengatakan bahwa negaranya tidak dan tidak akan menghambat masuknya komoditas andalan Indonesia dan Malaysia itu. 

“Apa yang sedang terjadi di Eropa adalah larangan konsumsi minyak sawit untuk pembuatan biofuel. Hal ini dipicu oleh kritik dari masyarakat Eropa terkait deforestasi yang disebabkan oleh perluasan lahan perkebunan sawit,” ujarnya, seperti dilansir The Edge Markets medio pekan ini. 

“Namun demikian, menurut pandangan saya, Malaysia, khususnya pemerintah Sabah, telah melakukan konservasi dan rehabilitasi hutan dengan baik, termasuk rencana moratorium perluasan perkebunan sawit untuk melindungi lingkungan," tambahnya. 

Menurut dia, langkah yang diambil Malaysia itu sangat baik, dan pihaknya mendukung penuh pendekatan yang dilakukan untuk menjaring kembali konsumen di Eropa.

Perlu diketahui, pemerintahan di Uni Eropa (UE) telah mengeluarkan keputusan Arahan Energi Terbarukan II atau Renewable Energy Directives II (RED II) tahun lalu. Aturan tersebut mencantumkan kewajiban UE untuk menerapkan energi terbarukan paling sedikit 20 persen dari total kebutuhan energi pada 2020.

Permasalahannya, kebijakan itu mengatur penggunaan jenis bahan bakar nabati dengan mengesampingkan penggunaan kelapa sawit. Isu ini menjadi krusial bagi Indonesia dan Malaysia, lantaran UE merupakan pasar ekspor terbesar kedua produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya. 

Tahun lalu, ekspor CPO dan turunannya dari Indonesia ke UE mencapai 4,7 juta ton atau 14,67 persen dari total ekspor sebesar 32,02 juta ton. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru