Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Laba Bersih London Sumatra Anjlok 95,34% Semester I

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 05 Agustus 2019 - 08:25 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Emiten perkebunan kelapa sawit, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), selama semester pertama tahun ini mencatatkan penurunan kinerja. 

Laba bersih anggota Grup Salim ini menurun 95,34% menjadi Rp10,48 miliar dari Rp224,92 miliar pada semester pertama tahun lalu. Padahal, penjualan emiten yang dikenal dengan nama Lonsum ini hanya turun 9,50% menjadi Rp1,59 triliun dari sebelumnya Rp1,76 triliun. 

"Lonsum mencatat penurunan penjualan dan laba terutama seiring penurunan harga jual rata-rata produk sawit CPO dan palm kernel walaupun terdapat kenaikan volume penjualan produk sawit," kata LSIP dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/8/2019). 

Harga jual rata-rata CPO dan palm kernel masing-masing turun 16% dan 46% secara tahunan pada semester pertama lalu. Volume penjualan CPO LSIP meningkat 8,6% secara tahunan menjadi 185.7955 ton, sedangkan volume penjualan palm kernel meningkat 22,6% menjadi 52.191 ton.

Di tengah penurunan penjualan, LSIP malah mencatat kenaikan beban pokok penjualan sebesar 3,83%. Dampaknya, laba kotor LSIP merosot 55,57% menjadi Rp175,89 miliar.

Laba kotor dari hasil penjualan tersebut tidak mampu menutup biaya operasional, termasuk kenaikan beban umum dan administrasi. Akhirnya Lonsum mencatat rugi usaha Rp18,53 miliar dari sebelumnya membukukan laba usaha semester pertama tahun lalu sebesar Rp253,95 miliar.

Sedangkan penghasilan keuangan LSIP mencapai Rp36,82 miliar yang berasal dari penghasilan bunga atas penempatan rekening koran dan deposito berjangka serta penghasilan bunga dari pinjaman jangka pendek kepada pihak berelasi.

Pada akhir Juni, LSIP memiliki total aset Rp10,20 triliun. Dari total aset tersebut, total liabilitas Lonsum hanya Rp1,99 triliun dengan total ekuitas Rp8,21 triliun.

Dari total ekuitas, sebesar Rp6,41 triliun merupakan saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru