Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemenkeu Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,05 Persen pada Akhir 2019

  • Oleh ANTARA
  • 27 November 2019 - 17:16 WIB

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pemerintah memproyeksikan perekonomian Indonesia akan mengalami pertumbuhan hingga sebesar 5,05 persen pada akhir 2019.

"Apa saja yang kami pikirkan sebagai langkah untuk menggiring perekonomian lebih baik. Saya mau memulai seperti biasa dengan kondisi dunia,” katanya dalam acara the 3rd Consumer Banking Forum Arah dan Tantangan Perekonomian Indonesia di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu.

Suahasil menuturkan proyeksi tersebut berdasarkan ekspektasi dari pertumbuhan ekonomi global yang semakin menurun yaitu diperkirakan hanya akan tumbuh 3 persen pada tahun ini atau di bawah perkiraan awal yaitu 3,7 persen.

Selain itu, volume perdagangan dunia yang tumbuh lebih lambat dibandingkan 3,6 persen pada 2018 dan 5,5 persen pada 2017 juga menjadi faktor Kemenkeu untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen tersebut.

“Bukan hanya perekonomian dunia tapi volume perdagangan global 2019 ini juga diproyeksikan rendah hanya tumbuh 1,1 persen. Artinya ekspor dan impor dunia melemah,” ujarnya.

Ia menyebutkan berbagai krisis dan perlemahan global perlahan telah mempengaruhi sektor penunjang pertumbuhan ekonomi tanah air meskipun Indonesia lebih banyak ditopang oleh adanya konsumsi domestik.

Suahasil menuturkan pertumbuhan konsumsi domestik yang masih menjadi penopang utama itu memiliki kontribusi mencapai 57,8 persen pada PDB dan 1,83 persen terhadap pendapatan Indonesia pada kuartal III-2019.

"Kita punya beberapa hal yg harus kita waspadai terus, perang dagang, risiko geopolitik, dan sebagainya. Pengaruh dari global itu masuk lewat tiga hal,” katanya.

Pertama adalah melalui pasar finansial yang justru mendapat dampak positif adanya aliran modal asing yaitu pada SBN, saham, dan Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) akibat tren penurunan suku bunga global.

Kedua adalah pada pertumbuhan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) sebab Indonesia belum mendapat dampak positif pada FDI saat krisis global sekarang.

Berita Terbaru