Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bupati Gunung Mas Lantik 4 Damang Kepala Adat

  • 12 Desember 2019 - 14:16 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kurun - Bupati Gunung Mas Jaya S Monong melantik 4 Damang Kepala Adat Kecamatan Miri Manasa, Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kecamatan Rungan Barat, dan Kecamatan Rungan di GPU Damang Batu, Kamis 12 Desember 2019.

Adapun nama Damang Kepala Adat yang dilantik tersebut yakni di Kecamatan Kahayan Hulu Utara atas nama Reonadi Teojen, Kecamatan Miri Manasa atas nama Dermanus, Kecamatan Rungan atas nama Yohanes Ch Lambung, dan Kecamatan Rungan Barat atas nama Komardi.

Dalam sambutannya, Bupati Gunung Mas Jaya S Monong menceritakan rapat damai Tumbang Anoi 1894 harus diakui telah mampu melahirkan kesepakatan, yang pada intinya ingin membangun peradaban dengan menciptakan rasa kebersamaan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat Dayak.

"Dengan lahirnya rapat Tumbang Anoi, harus diakui sebagai sebuah pemikiran yang amat brilian dari tokoh penggagasnya. Itu merupakan kristaliasi dari hasil perenungan panjang dan pemahaman yang mendalam atas nilai-nilai adat istiadat," katanya.

Dia menuturkan, hal itu harus menjadi simbol moral dan emosional, tentang makna sebuah kebersamaan, serta simbol eksistensi suku Dayak yang perlu digali. Sehingga suku Dayak sebagai orang beradab dan beradat dapat menjadi lebih dikenal, berperan, dan mampu merwarnai perjalanan kehidupan bangsa.

"Terkait itu, Damang Kepala Adat harus meningkatkan SDM warga Dayak dan perlindungan hak terkait SDA serta memelihara seni dan budaya dalam konteks persatuan. Jangan sampai kita tertindas dan tersisih. Kita harus berperan dalam pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia," ujarnya. 

Dia meminta, para damang yang baru dilantik agar selalu bertindak dan bekerja sesuai ketentuan, yaitu setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, menjunjung tinggi falsafah Huma Betang hingga memperjuangkan taraf hidup masyarakat Dayak untuk mencapai kemakmuran.

"Jangan sampai kita melupakan falsafah budaya Huma Betang. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan memperjuangkan budaya dan tradisi Dayak,” tuturnya. (HENDRA/B-11)

Berita Terbaru