Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cerita Khoiriyah yang Mantunya Jadi WNI Eks ISIS di Suriah

  • Oleh Teras.id
  • 09 Februari 2020 - 08:45 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Khoiriyah terus mengikuti berita tentang rencana pemulangan WNI Eks ISIS dari Suriah. Perempuan 58 tahun itu sungguh menanti kabar menantunya, Astari (31) dan dua cucunya Yulfa (6), dan Zaid (3) yang kini berada di Suriah.

"Dengar-dengar dan lihat televisi warga dari Suriah akan dipulangkan. Saya berdoa agar menantu dan cucu-cucu bisa pulang, kami rindu berkumpul kembali," kata Khoiriyah saat dihubungi Tempo, Sabtu, 8 Februari 2020.

Ia mengatakan sudah tak mendengar lagi kabar menantu dan dua cucunya itu. "Apa mungkin sudah sekolah ya, tapi kami tak bisa kirim uang kembali," katanya.

Khoiriyah mengatakan, ia melihat video menantu dan cucunya yang direkam wartawan Tempo Husein Abri Dongoran pada tahun lalu.

Video tentang para warga negara Indonesia yang berada di Suriah itu menjadi obat kangen keluarganya.

Khoiriyah menyebut meski Astari menantu tetapi perempuan asal Bangka itu dekat dengan keluarga mendiang suaminya Irhasy Marco Adam yang telah meninggal pada 2015 di Suriah.

Irhasy diketahui pernah meminjamkan kartu tanda penduduk (KTP)nya kepada Dulmatin, agar pengebom Bom Bali I itu bisa bersembunyi di Kota Tangerang Selatan.

Dulmatin ditembak mati Detasemen Antiteror 88 Mabes Polri di Pamulang pada 9 Maret 2010 silam.

Khoiriyah bercerita saat Dulmatin menghilang, anak sulungnya itu pun turut menghilang. "Kami didatangi polisi, saya juga turut mencari mas Koko (-panggilan Irhasy) di kampus, ke kos bahkan melapor ke Densus 88 bahwa anak kami juga menghilang" kata Khoiriyah.

Koko kemudian ditemukan di Solo, rumah neneknya. "Mas Koko pada saat sekolah menengah pertama memang mondok di Pondok pesantren Assalam yang merupakan pecahan Ponpes Ngruki pimpinan Abubakar Ba'asyir. "Rumah keluarga kami berada di belakang Assalam," kata Khoiriyah.

Berita Terbaru