Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Program Food Estate, Jokowi Tinggalkan Mentan SYL

  • Oleh Inilah.com
  • 03 Juli 2020 - 11:10 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Presiden Jokowi mengutus tiga menteri untuk merealisasikan Kalimantan Tengah sebagai kawasan food estate, atau lumbung pangan alternatif. Ide ini brilian namun mengundang tanda tanya. Lho

Ya, lantaran presiden hanya mengajak tiga menteri yakni Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Eriock Thohir dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sementara, Menteri Pertanian Syahriul Yasin Limpo (SYL) yang bertanggung jawab soal pangan, malah dilupakan.

Anggota Komisi IV DPR, Ono Surono merasa ada yang aneh ketika Mentan SYL tak dilibatkan. Seharusnya, Kementan dilibatkan karena memiliki kompetensi dengan rencana food estate di Kalteng. Apalagi, lahan Kalten kebanyakan adalah gambut.

Tentu saja, Presiden Jokowi punya pemnilaian atau alasan khusus sehingga tidak melibatkan Mentan SYL. Bisa jadi lantaran kinerja kementan yang gagal dalam program cetak sawah, membuat Jokosi kecewa berat. Artinya, ada masalah dengan kinerja menteri asal Partai Nasdem Itu.

"Ya bisa jadi seperti itu, bisa juga karena kemarin kurang berhasil dalam mencetak sawah baru. Kedua, mungkin anggaran di Kementan tidak ada. Ketiga, bisa karena kemampuan Kementan sendiri yang kurang maksimal terkait dengan infrastruktur pertanian. Jadi itu mungkin yang jadi pertimbangan presiden," kata Ono kepada wartawan, Kamis (2/7/2020).

Menurut kader PDI Perjuangan ini, Presiden Jokowi pasti memiliki penilaian atas kinerja para menteri. Kalaupun ada perombakan kabinet, diharapkan bisa memberikan perubahan yang positif secara signifikan.

Menurut Ono, dari tahun ke tahun periode ke periode ganti menteri tetap saja tidak ada perubahan yang signifikan di Kementan. Mengenai peran Menhan, dia minta semua pihak berpikir positif.

"Nah, kalau pak Prabowo apa ya Ya kita sih positif saja. Mungkin keterlibatan unsur TNI dalam membuka lahan. Kan membuka lahan itu tidak mudah. Di TNI kan ada pasukan khusus untuk membuka lahan. Ketiga menteri ini kan harus berkomunikasi dengan Kementan terkait daya dukung lahannya," ujar Ono.

Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi menilai, hal itu sangat aneh karena Jokowi tidak melibatkan Menteri Pertanian untuk urusan yang seharusnya menjadi core business-nya.

Sebaliknya, Presiden malah melibatkan Menteri yang bukan urusan utamanya mengurusi pangan. Ia melihat hal ini merupakan buntut dari kekecewaan Presiden Jokowi terhadap kinerja Mentan. "Ini sinyal kuat, Menteri Pertanian tidak aman posisinya. Mentan jadi Menteri yang perlu dievaluasi atau bahkan di reshuffle," ujarnya.

Berita Terbaru