Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wakil Bupati Kobar: Pengadaan Batik Khas Kobar Jangan Bebankan Wali Murid

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 09 Juli 2020 - 15:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, meminta kepada pihak sekolah untuk tidak membebankan orangtua murid dalam hal pengadaan baju batik khas Kobar.

Penggunaan baju batik khas Kobar tujuan utamanya adalah memperkenalkan sejak dini motif batik Kobar kepada siswa atau siswi, namun demikian bukan berarti pihak sekolah membebankan atau mewajibkan wali murid membeli batik tersebut.

"Ditengah Pandemi Covid-19 ini, perekonomian masyarakat terpuruk, diharapkan pihak sekolah dapat menahan diri untuk tidak memaksakan orangtua murid harus membeli baju batik khas Kobar tersebut, " Kata Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah usai sidak pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Sebab menurut Wakil Bupati harga baju batik khas Kobar yang dijual pihak sekolah harganya sangat tinggi, harganya mencapai Rp 280 ribu, harga tersebut sangat membebankan orangtua murid.

Dalam pengadaan Batik khas Kobar, diharapkan pihak tertentu jangan mengeruk keuntungan diatas penderitaan masyarakat. Untuk itu Pemerintah Daerah Kobar pun akan mengambil langkah mencari konveksi lainnya agar harga baju batik khas Kobar jauh lebih murah.


"Saya dulu pernah dengar ada sekolah yang mengadakan batik dengan harga hanya Rp 110.000, sementara batik khas Kobar dijual dengan harga fantastis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi kami setelah ini akan kita lakukan rapat untuk membahas perihal pengadaan baju batik khas Kobar," kata Wakil Bupati Ahmadi Riansyah.

Perlu di ketahui bersama, bahwa Pemerintah Daerah dimasa kepemimpinan Pasangan Nurani ini, telah meluncurkan program seragam gratis bagi siswa siswi baru baik untuk tingkat SD dan SMP atau sederajat.

Seragam gratis ini sebagai bentuk kepedulian Pemerintah atas keluhan orangtua murid baru, satu orang murid baru akan mendapatkan 3 jenis seragam gratis.

"Apabila pihak sekolah mewajibkan membeli seragam batik khas Kobar dengan harga tinggi, sama saja orangtua murid tetap terbebani," tandasnya. (DANANG/B-5)

Berita Terbaru