Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

OPEC+ Pertimbangkan Naikkan Produksi, Harga Minyak Turun 1 Persen

  • Oleh Teras.id
  • 13 Juli 2020 - 11:10 WIB

TEMPO.COJakarta - Harga minyak turun di tengah munculnya kemungkinan OPEC+ kembali menaikkan produksi minyak mentah.

Pada Senin, 13 Juli 2020, harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Agustus turun 1,1 persen ke level US$ 40,11 per barel di pasar New York Mercantile Exchange hingga pukul 08.13 di Singapura atau 07.13 WIB.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk kontrak September juga terkoreksi 1 persen ke level US$ 42,80 di bursa berjangka ICE Futures Europe setelah sempat ditutup menguat 2,1 persen pada Jumat lalu.

Menurut rencana, OPEC+ akan mengkaji keadaan pasar dalam pertemuan virual pada Rabu mendatang di tengah rencana organisasi negara-negara penghasil minyak tersebut untuk mengurangi pembatasan produksi minyak mentah.

Perusahaan minyak terkemuka di Rusia telah bersiap menambah produksi pada bulan depan setelah ketiadaan arahan dari Kementerian Energi setempat.

Rencana penambahan produksi ini terjadi di tengah lonjakan kasus posittif virus corona yang melanda negara-negara di dunia. Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat membatalkan rencana pembukaan kembali kegiatan ekonomi.

Sementara itu, Melbourne, kota terbesar kedua di Australia kembali memasuki masa lockdown setelah terjadinya kenaikan angka kasus positif.

Pemangkasan produksi minyak mentah yang dilakukan OPEC+ sejauh ini menjadi faktor penting di balik kenaikan harga minyak dunia setelah sempat menyentuh 0 pada April lalu.

Dalam laporannya Jumat lalu, International Energy Agency mengatakan akan terjadi rebound pada permintaan terhadap minyak dunia dalam tiga bulan mendatang seiring dengan kembali berjalannya roda perekonomian.

Sebuah panel yang mengkaji kebijakan OPEC+, Joint Ministerial Monitoring Committee akan mempertimbangkan apakah pembatasan produksi minyak dunia akan dilanjutkan atau mulai dikurangi.

Saat ini, angka produksi minyak dunia dibatasi sebanyak 9,6 juta barel per harinya. Sejumlah negara anggota diperkirakan akan memilih opsi mengurangi pembatasan menjadi 7,7 juta barel per hari.

Sementara itu, data dari Baker Hughes Co. pada Jumat lalu menyebutkan, jumlah kilang minyak yang aktif beroperasi di Amerika Serikat berkurang 4 menjadi 181. Jumlah ini merupakan total terendah sejak Juni 2009 lalu.

Di Libya, ekspor minyak mentah juga menemui halangan setelah komandan milisi Khalifa Haftar memperingatkan pihaknya akan terus melakukan blokade pada pelabuhan-pelabuhan dan bandara pada negara di kawasan Afrika Utara tersebut.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru