Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengelolaan Hutan Lestari Harus Beri Manfaat Ekonomi, Ekologi, dan Sosial Budaya Masyarakat

  • Oleh Testi Priscilla
  • 16 Juli 2020 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki Bidang Urusan Organisasi, Kacuk Sumarto mengatakan bahwa dalam era prinsif pengelolaan hutan lestari atau sustainable forest management saat ini, cara pandang hutan adalah sebagai ekosistem secara utuh yang harus memberikan manfaat atau fungsi ekonomi, ekologi, sosial budaya masyarakat, baik bagi generasi yang sekarang ini maupun generasi mendatang secara berkelanjutan.

"Sebagaimana kita tahu bahwa fungsi ekonomi tersebut adalah hutan mampu menjadi sumber pendapatan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia atau istilahnya foresty for people," kata Kacuk Kamis, 16 Juli 2020.

Sustainable forest management merupakan prinsip yang mengubah secara mendasar cara pandang terhadap hutan, yaitu dari cara pandang hutan sebagai penghasil kayu, yang kemudian disempurnakan menjadi fungsi hutan yang bermanfaat ke arah cara pandang hutan sebagai ekosistem secara utuh harus memberikan manfaat ekonomi, ekologis, dan sosial budaya masyarakat untuk generasi sekarang dam generasi yang akan datang secara berkelanjutan.

Cara pandang yang terakhir itu sebenarnya bukan merupakan hal yang baru sama sekali karena fungsi hutan sebagai ekosistem dalam prinsip kelestarian hasil hutan juga diperhatikan. Akan tetapi dalam penerapan prinsip kelestarian hasil, kayu dianggap sebagai hasil utama yang menjadi tujuan, sedangkan hasil-hasil lain termasuk jasa ekologis hutan dianggap sebagai hasil ikutan dari hutan dan dikenal dengan sebutan hasil hutan ikutan.

"Fungsi ekologi adalah memberikan jasa lingkungan dengan fungsi konservasi, menjaga dan mengendalikan siklus ekologi baik siklus carbon, oksigen, air dan unsur hara dan siklus iklim," jelas Kacuk lagi.

Sementara pada prinsip PHL, lanutnya, seluruh manfaat yang dapat diperoleh dari ekosistem hutan dipandang sebagai hasil utama dan dikelompokkan ke dalam fungsi-fungsi ekonomis, ekologis, dan sosial. Tujuannya adalah optimalisasi dari fungsi-fungsi tersebut secara berkelanjutan. Adapun yang digunakan sebagai ciri utama kelestariannya adalah tidak terjadi penurunan fungsi dan produktivitas hutan pada saat ini dan dimasa yang akan datang.

"Fungsi sosial budaya masyarakat bahasanya hutan menjadi titik bertumbuhkembangnya kehidupan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Kalau kita perhatikan selama ini bahwa perkebunan kelapa sawit itu memenuhi semua fungsi atau kriteria tersebut," tegasnya.

Sementara itu, Duta Besar Hasan Kleib, Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, Organisasi Perdagangan Dunia dan Organisasi Lainnya di Jenewa, Swiss sebagai Keynote Speaker dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa kampanye hitam terhadap komoditas sawit tidak pernah berhenti. Upaya seperti "palm oil free" label di produk makanan atau seruan aktivis lingkungan yang menganggap perkebunan sawit sebagai alasan degradasi hutan dan sebagainya.

"Di Spanyol juga lagi rame tentang kampanye palm oil free ini. Saya rasa GAPKI harus bergerak dan memberikan kounter terhadap kampanye-kampanye seperti ini tetapi kita perlu berbenah diri, karena baru 31 persen perusahaan sawit yang tersertifikasi ISO, regenerasi juga perlu dilakukan lebih cepat, dan mendorong kesejahteraan petani sawit serta kalau bisa dilabeling palm oil seperti clean dan sebagainya," sarannya. (TESTI PRISCILLA/B-11)

Berita Terbaru