Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pekan Depan, IHSG Diprediksi Koreksi karena Sentimen Laut Cina Selatan

  • Oleh Teras.id
  • 30 Agustus 2020 - 15:00 WIB

TEMPO.COJakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak kenaikan 1,4 persen selama pekan ini, 24-28 Agustus 2020. Namun, pekan depan IHSG diproyeksi mengalami koreksi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia,IHSG ditutup di posisi 5.346,65 pada akhir pekan lalu. Secara harian, IHSG melemah 0,46 persen. Namun, secara kumulatif indeks mampu mencetak kenaikan di atas 1 persen dan menempati posisi tertinggi di level 5.300 sejak 6 Maret 2020. 

"Peningkatan tertinggi pekan ini terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 26,64 persen menjadi 15,085 miliar saham dari pekan lalu sebesar 11,912 miliar saham,' tulis BEI dalam keterangan resmi, Sabtu 29 Agustus 2020.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan IHSG berpeluang terkonsolidasi dan cenderung melemah setelah penguatan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. 

"Kami perkirakan IHSG akan bergerak dengan support di level 5.324 sampai 5.218 dan resistance di level 5.400 sampai 5.450," ujar Hans.

Hans menjabarkan, ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan, mulai dari perubahan kebijakan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed hingga perkembangan penanganan Covid-19 di dalam negeri.

Untuk diketahui, Gubernur The Fed telah menyampaikan arah kebijakan The Fed yang menargetkan inflasi 2 persen. Artinya, The Fed baru akan menaikkan tingkat suku bunga saat inflasi mencapai 2 persen.Hal ini memberikan sinyal rezim suku bunga rendah akan berlangsung lama karena sejak krisis 2008, inflasi AS sulit mencapai 2 persen.

"Pasar saham dan obligasi cenderung positif jangka panjang karena harapan bunga yang rendah dan stimulus yang terus diberikan di masa yang akan datang bahkan ketika ekonomi sudah pulih dari pandemi Covid 19," kata Hans.

Di sisi lain, ketegangan Amerika Serikat dan China terlihat belum akan berakhir. Setelah kedua Negara melanjutkan pembicaraan masalah perdagangan kedua Negara sekarang timbul masalah “hukuman” China terkait laut China Selatan. 

Masalah Laut China Selatan timbul setelah China melakukan uji coba peluru kendali di daerah tersebut. Sejumlah pejabat dan perusahaan China sudah dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist) akibat dituduh terlibat dalam 'penumpukan' militer di wilayah perairan tersebut. 

"Hal ini sentimen negatif bagi pasar keuangan," tutur Hans.

Berita Terbaru