Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

6 Tanda Sistem Kekebalan Tubuh Melemah

  • Oleh Teras.id
  • 20 September 2020 - 16:10 WIB

TEMPO.COJakarta - Sistem kekebalan tubuh yang melemah bisa memunculkan sejumlah gejala. Tugas Anda setelah mengalami salah satu gejala segeralah kembali menguatkannya.

Sebelum itu, Anda perlu tahu tanda atau gejala yang biasanya menunjukkan sistem pertahanan tubuh melawan penyakit, termasuk yang disebabkan virus corona baru penyebab COVID-19, melemah. Berikut enam tanda dan tips meningkatkan kembali sistem imun, seperti dilansir Livestrong.

Luka atau sakit lebih lama pulih
Dokter spesialis penyakit menular di Tufts Medical Center, Brian Chow, mengatakan ketika Anda terluka, misalnya karena goresan atau luka lain, sistem kekebalan tubuh bekerja. Begitu keropeng terbentuk, sel darah putih membantu melawan infeksi sementara sel darah merah membantu membangun jaringan baru.

Tetapi, jika sistem kekebalan melemah, semua ini bisa memakan waktu lebih lama, memperpanjang penyembuhan. Jadi, jika ini terjadi, segeralah perkuat sistem kekebalan tubuh. Jika memiliki kondisi kesehatan mendasar yang menyebabkan sirkulasi darah buruk, seperti diabetes, konsultasikan dengan dokter untuk mengelola kondisi.

Stres
Stres memicu peningkatan peradangan dalam tubuh. Jika stres dan peradangan menjadi kronis maka bisa merusak imunitas dengan menekan sel-sel yang melindungi tubuh dari penyerang, menurut Klinik Cleveland.

"Stres jangka panjang mengalihkan perhatian tubuh lebih ke arah naluri bertahan hidup dan lebih sedikit ke masalah pemeliharaan. Itulah alasan orang yang sedang stres lebih rentan terhadap infeksi ," ujar Chow.

Perkuat sistem kekebalan tubuh misalnya melalui yoga, berjalan-jalan di alam terbuka, atau sekedar menelepon teman. Sebisa mungkin, temukan cara sehat untuk mengelola dan menghilangkan stres.

Sering alami infeksi telinga atau sinus
Jika mengalami lebih dari empat infeksi telinga atau tiga infeksi sinus dalam setahun, Anda mungkin mengalami gangguan imunodefisiensi, menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology.

Hal yang sama berlaku jika terkena pneumonia dua kali atau membutuhkan lebih dari dua rangkaian antibiotik dalam setahun. Bila ini terjadi, Chow merekomendasikan untuk menemui dokter spesialis alergi dan imunologi untuk bisa mendiskusikan kemungkinan perawatan.

"Apa pun yang membuat kita kurang sehat, pola makan yang buruk, merokok, minum alkohol berlebihan, semua itu menekan sistem kekebalan," katanya.

Sering pilek
Meskipun pilek mungkin sering dinilai sepele, tetap saja bisa membuat tidak nyaman. Ketika Anda merasa selalu mengalami penyakit ini, bisa jadi pertanda sistem kekebalan tidak bekerja maksimal.

“Jika terus-menerus sakit dan tidak terjadi hal seperti ini, Anda mungkin memiliki sistem kekebalan yang lemah,” kata dokter spesialis kedokteran keluarga di Mecy Medical Center, Kathryn Boling.

Untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, Anda bisa mengonsumsi vitamin D. Tetapi, bicarakan dengan dokter tentang jumlah asupan terbaik karena jika terlalu banyak dapat berbahaya.

Sangat lelah
Kelelahan memiliki banyak penyebab, salah satunya sistem kekebalan lemah. Chow merekomendasikan dokter melakukan tes terlebih dulu untuk memastikan Anda tidak mengalami anemia, sleep apnea, kelainan endokrin, atau kondisi lain yang mendasarinya.

Lebih buruk lagi, ini bisa menjadi siklus, menurut makalah yang terbit pada Juli 2019 di Physiological Reviews. Ketika sistem kekebalan berjuang untuk membuat sehat, ini bisa membuat Anda lelah karena membutuhkan energi.

Tapi, Anda juga mungkin tidak bisa tidur nyenyak. Kurang tidur dapat semakin melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dalam kasus ini, jadikan tidur sebagai prioritas. Patuhi jadwal tidur-bangun yang teratur dan buat kamar gelap, sejuk, dan hanya untuk tidur.

Diare atau sembelit
Diare kronis atau sembelit bisa jadi pertanda sindrom iritasi usus besar (IBS) akibat sistem kekebalan yang lemah atau bisa jadi pertanda stres.

"Stres dapat membuat lebih rentan terhadap lebih banyak infeksi, biasanya virus yang lebih umum," kata Chow.

Konsumsi makanan yang tinggi gula, biji-bijian olahan, dan lemak trans serta lemak jenuh dapat menyebabkan disfungsi kekebalan dan mengganggu mikrobioma usus. Sebaliknya, diet Mediterania sangat bermanfaat dalam kasus ini, menurut sebuah studi pada Desember 2016 dalam jurnal Endocrine, Metabolic & Immune Disorders Drug Targets.

Selain itu, makan lebih banyak serat juga dapat membantu. Tetapi sekali lagi, konsultasikan dengan dokter atau ahli gastroenterologi karena terkadang kondisi ini memburuk.

TERAS.ID

Berita Terbaru