Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Gajah Bostwana Mati Massal Karena Racun Bakteri dari Sumber Air

  • Oleh Teras.id
  • 22 September 2020 - 11:00 WIB

TEMPO.COGaborone - Tes laboratorium terhadap kematian misterius ratusan gajah yang terjadi hampir bersamaan di Botswana menunjukkan adanya racun dari cyanobacteria yang mencemari sumber air minum. Hasil itu diumumkan Wakil Direktur Departemen Satwa dan Taman Nasional, Cyril Taolo, Senin 21 September 2020.

Taolo mengatakan seluruhnya ada 330 ekor gajah yang ditemukan mati di habitatnya di Taman Nasional Bostwana, atau meningkat dari 281 yang diungkap pada Juli lalu. Pada sistem saraf gajah-gajah itu didapati racun dari cyanobacteria. "Bakteri itu ditemukan dalam air (yang diminum gajah)," bunyi pengumuman itu.

Namun, salah satu dokter hewan di Departemen Taman Nasional Botswana, Mmadi Reuben, mengatakan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari hasil tes laboratorium itu. Di antaranya mengapa hanya gajah yang mati dan mengapa hanya di daerah itu. "Kami masih mendalami dan menyelidiki sejumlah hipotesis,” katanya dalam konferensi pers yang sama.

Kematian massal itu pertama kali diungkap National Park Rescue, organisasi konservasi berbasis di Inggris, pada Juli lalu. Saat itu, mereka menilai otoritas di Botswana lamban menginvestigasi kematian misterius, di mana sebagian gajah tampak ambruk telungkup--dengan perut dan wajahnya menghadap tanah--dan tak pernah bisa bangkit lagi itu.

“Ada beberapa dugaan penyebabnya termasuk perburuan. Tapi berminggu-minggu tanpa aksi dari pemerintah Botswana berarti gajah-gajah terus berjatuhan dan mati tanpa jawaban,” kata Mark Hiley, pendiri National Park Rescue.

Botswana merupakan rumah bagi sepertiga jumlah gajah di benua Afrika. Kasus kematian gajah dalam jumlah besar ini diperkirakan akan berdampak pada populasi gajah abad ini. PHOTOGRAPHS OBTAINED BY REUTERS/Handout via REUTERS

Niall McCann, Direktur National Park Rescue mengatakan kalalu kematian massal seperti seperti yang terjadi di Botswana tak pernah terjadi sebelumnya. “Selain karena kekeringan, saya tidak tahu kejadian kematian lain dengan skala seperti ini,” kata dia kepada Guardian.

Adapun Botswana adalah rumah dari sekitar 130 ribu gajah, menjadikannya sebagai populasi terbesar satwa besar itu di Afrika. Meski begitu, menurut WWF for Nature, jumlah itu terus berkurang dan gajah-gajah itu kini diklasifikasikan sebagai rawan.

Sekitar 10 ribu ekor di antaranya menghuni padang rumput di Okavango Delta, yang mengalami banjir musiman. “Botswana pernah menjadi surga bagi gajah tapi kini telah beralih tragis bagi spesies paling diburu di muka planet ini,” kata Hiley.

Berita Terbaru