Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hasto: Indonesia Butuh Produktivitas Inovatif Ketimbang Berkonflik Sendiri

  • Oleh ANTARA
  • 10 Oktober 2020 - 21:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Indonesia butuh produktivitas dan inovatif daripada konflik sendiri di dalam negeri.

Hasto Kristiyanto dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, 10 Oktober 2020, menyampaikan hal tersebut ketika menjadi pembicara dalam acara diskusi daring yang digelar Persatuan Insinyur Indonesia bertajuk "Sudah Mapan Kok Sekolah Lagi".

"Demi mendorong sebuah kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri," kata Hasto.

Hasto dalam paparannya juga menjelaskan alasan mengapa tetap mengambil studi doktoral di Universitas Pertahanan. Padahal, dia dianggap publik sudah mapan, Sekjen Partai Pemenang Pemilu, dan bahkan sudah menggapai gelar master manajemen.

Dalam forum itu, Hasto merasa tak pernah mapan sehingga perlu terus-menerus mendapatkan ilmu pengetahuan.

"Saya tidak pernah merasa mapan status quo sehingga hidup ini terus proses belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Hasto.

Hasto mengulas sejumlah negara maju saat ini dengan dasar mereka adalah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia harus melakukan hal yang sama.

"Kalau kita lihat mengapa Amerika, Eropa Barat selalu maju karena dia menguasai ilmu dasar dan teknologi, matematika fisika kimia, maka kita harus kuasai itu," kata Hasto.

Hasto mengutip dari Proklamator bangsa Bung Karno yang mengatakan bahwa agama harus bersekutu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu, menurut dia, tepat menjadi acuan bangsa Indonesia.

"Kita negara begitu kaya raya, negara yang punya tugas sejarah menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa, pemimpin negarawan luar biasa, dan itu semua melalui ide. Jadi, mengubah dunia, kata Bung Karno itu, melalui tiga cara: dengan senjata, modal, atau kapital dengan ide, ide over opinion," katanya.

Berita Terbaru