Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bupati Hendra: Bahanyi di Delang Bukti Nyata Kearifan Lokal Jadi Sumber Ketahanan Pangan

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 30 Januari 2021 - 02:00 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Bupati Lamandau, Hendra Lesmana, menyempatkan memenuhi undangan salah satu tokoh masyarakat, Kecamatan Delang, Sata Umani untuk ambil bagian dalam prosesi 'Bahanyi' di lahan pertanian padi ladang kering milik keluarga yang dikelola secara tradisional di Desa Lopus, Kecamatan Delang.

Bahanyi merupakan bahasa daerah masyarakat Dayak Tomun Kabupaten Lamandau yang berarti panen padi. 

Sekda Lamandau Muhamad Irwansyah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Perkebunan, Tiryan Kuderon, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, H Sunarto serta Kepala Dinas Pariwisata, Meigo turut hadir dalam kegiatan itu

Bupati pun tampak piawai menuai padi yang terhampar seluas 2 hektare di ladang yang berada di lereng bukit kering itu. Dengan alat potong padi yang dikaitkan di antara jari-jari tangan, dia pun terlihat cakap memetik tangkai-tangkai padi yang kemudian hasil tuaiannya dimasukkan ke lanjung (tempat padi) yang digendong. 

Baginya, aktivitas bahanyi bukan merupakan hal baru. Bahanyi bahkan diakui sudah menjadi kegiatan yang sudah dikenalnya sejak kecil. 

"Saya senang karena dapat kesempatan dari ibu Sata untuk mengikuti bahanyi (panen padi) di lahan milik beliau. Saya ini termasuk orang sakti, karena meski tidak menugal (menanam padi) ternyata bisa bahanyi," kata Hendra Lesmana.

Beberapa waktu lalu, kata dia, Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mendatangi Kabupaten Lamandau. Saat pertemuan itu, salah satu yang menjadi pokok pembahasan ketahanan pangan. Karena itu, kegiatan ini diharapkan bisa memompa semangat masyarakat untuk bertani sehingga ketahanan pangan tetap terjaga. 

"Pertanian ini diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat yang lain. Apalagi saat ini pembukaan lahan dengan cara membakar sudah bisa karena telah ada Pergub-nya. Ini untuk kearifan lokal, meski memang harus sesuai dengan ketentuan seperti melapor RT, RW, Kades dan pihak Kecamatan. Itupun yang terus kami sosialisasikan sejak tahun lalu. Ternyata menjadi kenyataan, bahwa kearifan lokal yang dikelola secara tradisional yang sesuai ketentuan akan menjadi sumber ketahanan pangan. Ini buktinya, meski masa pandemi tetapi lumbung pangan keluarga tetap terjaga," jelas dia. 

Tak hanya Bupati, sekda dan sejumlah kepala dinas yang turut serta dalam bahanyi tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Lamandau Dapil 2 Heryanto, Camat Delang, para Kepala Desa se-Kecamatan Delang, BPD se-Kecamatan Delang dan masyarakat setempat pun ikut hadir. Mereka juga terlihat berlomba untuk menuai padi, sesekali sahut-menyahut candaan menghangatkan suasana kala itu.

Pada kesempatannya, Sata Umani juga menyampaikan rasa syukurnya karena prosesi bahanyi perdana di ladangnya itu dapat langsung dihadiri bupati.

Ia juga menjelaskan, padi yang dipanen saat itu adalah padi lokal jenis padi tampui. Ada juga jenis padi lain yang ia tanam seperti padi ketan atau pulut dan juga padi beras merah. Selain padi, di hamparan lahan seluas dua hektar lebih itu juga ia tanami aneka tanam pangan jenis lain, seperti jahe merah dan juga jengkol. (HENDI NURFALAH/B-11)

Berita Terbaru