Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perang Dagang Amerika Cina Belum Reda, Ini Kebijakan Mendag Lutfi

  • Oleh ANTARA
  • 31 Januari 2021 - 10:00 WIB

TEMPO.COJakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia akan terus menjalin hubungan bilateral dengan Amerika Serikat dan Cina meski perang dagang antara kedua negara belum mereda. AS dan Cina disebut merupakan negara mitra strategis, termasuk saat pandemi Covid-19. 

“Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan AS dan Cina serta menjadi mitra yang solid pada masa pandemi ini meskipun terjadi perang dagang di antara kedua negara tersebut,” kata Lutfi dalam webinar Mandiri Sekuritas seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu 30 Januari 2021.

Menurutnya, AS dan Cina berperan besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia, dan sebaliknya Indonesia merupakan negara yang penting di bidang perdagangan bagi keduanya.

Lutfi menjelaskan Indonesia mendapat skema khusus dengan AS dalam hal perdagangan melalui fasilitas Tarif Preferensi Umum (Generalized System of Preference/GSP) yang pemanfaatannya terus meningkat dan mencapai 15,2 persen pada periode Januari—November 2020.

Selain itu, pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS pada 20 Januari lalu merupakan peristiwa strategis bagi hubungan Indonesia dan AS. Prospek ekonomi dan perdagangan Indonesia-AS diperkirakan akan jauh membaik pada kepemimpinan Joe Biden, terlebih lagi kebijakan Presiden Joe Biden mendukung pada hubungan perdagangan yang lebih kondusif serta meningkatkan keterbukaan perdagangan dan investasi.

Sementara itu, hubungan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia dan Cina juga terjalin melalui skema Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Bahkan, fasilitasi perdagangan untuk pemanfaatan ACFTA cukup meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir ini.

Pada periode Januari—November 2020, ekspor Indonesia ke Cina naik sebesar 10,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor masih didominasi besi dan baja sebesar 23,7 persen, mineral sebesar 21,48 persen, dan minyak kelapa sawit 10,63 persen. Hal ini menunjukkan ekspor Indonesia ke Cina menunjukkan tren peningkatan selama pandemi Covid-19.

Impor Indonesia dari Cina pada periode Januari—November 2020 turun sebesar 13,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor masih didominasi elektronik sebesar 23,51 persen dan disusul mesin sebesar 22,85 persen, dan produk plastik sebesar 4,01 persen.

Lutfi juga menyebutkan total perdagangan AS dan China mencakup lebih dari 30 persen total perdagangan Indonesia pada 2020. “Ke depannya, hubungan Indonesia dengan kedua negara diharapkan tetap berjalan baik dan dapat makin berkembang,” kata Mendag.

TERAS.ID

Berita Terbaru