Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Digitalisasi dalam Mengakselerasi Pengembangan UMKM Kalimantan Tengah di Era Pandemi

  • Oleh Penulis Opini
  • 18 Juni 2021 - 19:25 WIB

SEJAK awal tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia. Kondisi ini memukul mundur laju pertumbuhan ekonomi di banyak negara. Tidak hanya dirasakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Negara-negara dengan tingkat ekonomi tinggi seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Singapura dan Jepang pun, turut merasakan dampak
yang sama. Akibat dari pandemi ini, pada tahun 2020 Indonesia mengalami resesi ekonomi yang cukup besar, bahkan mencapai titik terendah dalam kurun satu dekade terakhir.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai -2,07% (yoy) dengan titik kontraksi terdalam yaitu pada Triwulan-II 2020 sebesar - 5,32% (yoy).
Laju pertumbuhan ekonomi yang buruk baik daerah maupun nasional, menuntut pemerintah Indonesia untuk bergerak cepat dalam mengatasi resesi ekonomi.

Berbagai kebijakan dan stimulus dikeluarkan oleh pemerintah melalui pencetusan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), penyelenggaraan vaksin yang telah direkomendasikan World Health Organization, serta
penetapan berbagai kebijakan lainnya. Keseriusan pemerintah dalam mengatasi pandemi tertuang dalam PP 23/2020 tentang PEN dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.

Program PEN dimanfaatkan sebagai subsidi bunga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), insentif pajak UMKM dan korporasi, serta penempatan dana pemerintah dalam perbankan untuk restrukrisasi debitur UMKM. Sejalan dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), turut ikut andil dalam membantu percepatan PEN. Bantuan BI hadir melalui penurunan suku bunga acuan menjadi 3,5%.

Sedangkan OJK selaku pengawas jasa keuangan, hadir melalui penerbitan POJK 11/2020 dan POJK 14/2020 tentang pedoman restrukrisasi kredit dan juga stimulus dalam PEN. Tidak hanya itu, OJK juga turut membantu UMKM dalam digitalisasi pemasaran dengan memfasilitasi UMKM melalui
platform UMKM-MU.

Mendapat arahan positif dari kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat, Kalimantan Tengah sebagai salah satu daerah dengan tingkat kasus positif yang tinggi juga berangsur-angsur mengalami pemulihan. Akan tetapi pemulihan ekonomi di Kalimantan Tengah saat ini, terasa
belum maksimal. Ekonomi Kalimantan Tengah pada Triwulan-II 2020 mengalami kontraksi - 3,15% (yoy) menjadi -3,12% (yoy) pada Triwulan-III 2020, lalu mencapai angka -2,10% (yoy) pada Triwulan-IV 2020 dan terakhir mencapai -3,12% (yoy) pada Triwulan-I 2021.

Walaupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sudah berupaya untuk menstabilkan inflasi sepanjang tahun 2020, namun kita masih melihat bahwa kondisi ekonomi Kalimantan Tengah belum sepenuhnya mengalami pemulihan.

Salah satu yang menghambat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah adalah penurunan roda perekonomian UMKM. BPS melalui hasil Survei Dampak Covid-19 menunjukkan bahwa 79,51% UMKM di Kalimantan Tengah mengalami penurunan pendapatan akibat dampak dari
pandemi Covid-19.

Padahal UMKM adalah salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan sangat berpotensi untuk memacu roda perekonomian. Data BPS juga menyebutkan 60,24% UMKM di Kalimantan Tengah sangat membutuhkan bantuan modal usaha di masa pandemi. Meskipun pemerintah telah berupaya untuk memberikan subsidi bunga
UMKM sebagai bagian dari program PEN, nyatanya pertumbuhan kredit perbankan UMKM di Kalimantan Tengah masih tumbuh melambat.

Berita Terbaru