Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ramai Aktivitas Bekanjur di Sungai Arut, Tim Gabungan Imbau Warga Gunakan Alat Keselamatan

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 17 September 2021 - 18:41 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Ketika air dalam, aktifitas Bekanjur atau Behanyut di Sungai Arut yang dilakukan dengan hanya menggunakan ban dalam truk, mulai banyak dilakukan warga terutama pemuda di sekitar bantaran Sungai Arut, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Melihat aktivitas bekanjur ditengah hilir mudik getek atau kelotok warga dan para warga yang bekanjur tidak dilengkapi dengan alat keselamatan, maka tim gabungan dari Satuan Polisi Air Polres Kobar, BPBD Kobar dan tim rescue Damkar Kobar, melakukan patroli dan memasang spanduk imbauan di Water Front City, Kelurahan Mendawai.

Dengan menggunakan 3 speed boat patroli, petugas tidak bosan melakukan imbauan kepada warga yang berombongan bekanjur dengan pengeras suara.

Kasat PolAir Polres Kobar, Iptu Roni Faslah menyampaikan paska peristiwa tersebut, Polair bersama dengan BPBD dan Damkar segera melaksanakan giat bersama dengan patroli.

"Patroli bersama ini dilakukan untuk memberikan imbauan kepada masyarakat yang melakukan aktifitas bekanjur di sungai Arut, agar berhati-hati dan mengutamakan keselamatan," ujarnya, Jumat, 17 September 2021.

Pihaknya meminta dalam beraktivitas di sungai agar masyarakat dapat menggunakan alat keselamatan seperti life jacket, terlebih di sungai Arut aktivitas transportasi air terbilang padat.

"Tentu keselamatan mereka menjadi prioritas kami, pengawasan terhadap mereka juga kami lakukan. Untuk itu, warga juga harus dapat memahami pentingnya menggunakan alat keselamatan saat beraktifitas di Sungai Arut ini," tuturnya.

Bekanjur atau Behanyut dengan menggunakan ban sudah dilakukan oleh masyarakat sejak dulu ketika air pasang, namun dulunya kegiatan hiburan warga bantaran tersebut dilakukan hanya dengan hitungan beberapa orang saja.

Namun seiring berjalannya waktu, dalam tiga tahun terakhir aktivitas ini dilakukan secara beramai-ramai, bahkan jumlahnya mencapai puluhan orang.

Keberadaan mereka di tengah sungai itu dikhawatirkan mengganggu aktifitas padatnya lalulintas air terutama getek dan kapal. (DANANG/B-6)

Berita Terbaru