Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kenali Gangguan Irama Jantung dan Pentingnya Pemantauan

  • Oleh ANTARA
  • 30 September 2021 - 17:25 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Di antara beberapa masalah yang bisa menyerang jantung, salah satunya adalah gangguan irama atau aritmia yakni atrial fibrillation sebagai penyebab stroke.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Sony Hilal Wicaksono, Sp.JP(K)-FIHA, FAsCC kondisi itu terjadi saat ruang jantung di bagian atas dan di bagian bawah tidak berkoordinasi dengan baik, sehingga menyebabkan jantung berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau bahkan tidak beraturan.

"Irama jantung bisa tidak teratur dan juga bisa teratur (terlalu cepat atau terlalu lambat). Irama jantung dikatakan normal jika denyutnya teratur dengan laju 40-110 kali per menit," kata dia dalam siaran pers RSUI, Kamis.

Mereka dengan gangguan irama jantung biasanya mengalami sejumlah gejala seperti muncul rasa berdebar, sesak, lemas, pusing, bahkan bisa saja pingsan.

Pemeriksaan nadi mandiri menggunakan jari menjadi rekomendasi dokter untuk menghindari terjadinya atrial fibrillation. Namun tidak semua orang terlatih melakukannya, sehingga mereka disarankan datang ke rumah sakit untuk melakukan check-up EKG 12 lead.

Sony mengatakan, kemampuan bantuan hidup dasar sangat dibutuhkan apabila ada orang-orang di sekitar Anda yang mengalami gejala ini.

Beberapa langkah bantuan ini bisa disingkat dengan "DRSABCD", yang merupakan akronim dari Danger atau cek terlebih dahulu bahaya di sekitar, Response atau cek respon orang yang pingsan, Send for help salah satunya menghubungi ambulans, Airway yakni membebaskan jalan napas, Breathing atau cek pernapasan, CPR apabila tidak ada pergerakan napas dan Defibrillation dipasang sesegera mungkin jika tersedia sembari menunggu ambulans datang.

Gangguan irama jantung dan stroke
Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Rakhmad Hidayat, Sp.S(K), MARS mengatakan, penyebab gangguan irama jantung antara lain akibat faktor genetik, sinyal elektrik jantung tidak normal, dan perubahan jaringan jantung normal.

Menurut dia, angka kejadian stroke iskemik pada pasien aritmia lebih tinggi lima kali lipat. Hubungan aritmia dan stroke diawali dari adanya gangguan kontraksi jantung, sehingga membuat aliran darah menjadi tertahan.

Aliran darah yang tertahan akan membentuk gumpalan (tromboemboli), yang dapat terbawa ke otak, menyumbat pembuluh darah di otak yang akhirnya menyebabkan stroke.

Berita Terbaru