Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Rachmat Gobel: Lawan Pinjol Ilegal dengan Kuatkan PNM dan Koperasi

  • Oleh ANTARA
  • 07 November 2021 - 02:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel mengatakan maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal yang menyusahkan masyarakat kecil sudah sangat mengkhawatirkan, sehingga negara harus hadir antara lain dengan memperkuat PT Permodalan Nasional Madani dan koperasi.

"Maraknya pinjol karena rakyat kecil butuh uang cepat, mudah, dan dekat. Jadi negara harus bisa menghadirkan lembaga keuangan yang bisa seperti itu. Bagaimana solusinya Kita kuatkan PNM dan koperasi,” kata Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) itu, Sabtu 6 November 2021.

Diakuinya saat ini banyak rakyat kecil yang terjerat pinjol ilegal dengan bunga mencekik dan teror, sehingga Polri turun tangan dengan mulai menangkap pengelola pinjol ilegal.

Sesuai data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat ini ada 107 pinjol legal dan 3.365 pinjol ilegal yang sudah ditutup. Namun sebagian server pinjol ilegal ini berada di luar negeri dan bisa dengan mudah muncul lagi dengan nama yang berbeda. Karena itu, kata dia, selain menutup website pinjol ilegal, pemerintah juga menindak pengelolanya secara pidana.

"Kita apresiasi atas semua langkah yang telah dilakukan OJK, Polri, dan pemerintah atas semua langkah yang telah dilakukan," ujarnya.

Namun selain tindakan represif juga harus ada tindakan kuratif. "Harus ada solusi untuk menyelesaikan akar masalahnya secara cepat, mudah, dan mendekat,” kata mantan Menteri Perdagangan itu.

Berdasarkan data Bank Indonesia, lanjut Rachmat Gobel, outstanding untuk usaha mikro pada periode Juni 2020 hingga Juni 2021 turun 22,94 persen, dari Rp286,755 triliun menjadi Rp220,973 triliun.

“Hal ini tentu memprihatinkan dan harus menjadi perhatian kita. Padahal pada periode yang sama untuk skala usaha kecil dan menengah naik, masing-masing 15,9 persen dan 9,03 persen,” katanya.

Ia menilai secara keseluruhan pembiayaan untuk UMKM masih tergolong kecil, mencapai 19,6 persen dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan perbankan. 

Bahkan jika menggunakan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menurut dia, rasio kredit yang diterima UMKM baru 7 persen. Jauh lebih kecil dibanding Malaysia dan Thailand.

Berita Terbaru