Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Putri Junjung Buih versi Kerajaan Tanjungpura

  • Oleh Testi Priscilla
  • 14 Juni 2022 - 12:11 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Selama ini kisah Putri Junjung Buih selalu identik dengan kisah cikal bakal Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan. 

Seperti dikutip dari Folks Of Dayak, komunitas anak-anak muda pemerhati dan pelestari budaya adat Dayak, ternyata nama Junjung Buih ada banyak dikenal di Kalimantan Barat dan Timur dengan versi masing-masing. Salah satu versi yang akan diceritakan kali ini adalah versi Kerajaan Tanjungpura, Kalimantan Barat.

Di suatu tempat di Hulu Sungai Keriau, tempat Kerajaan Hulu Aik (Kerajaan Dayak), hiduplah sepasang suami istri bernama Bintan Putin dan Ratu Bintan Cuka. 

Mereka dikaruniai dua orang anak laki-laki dan perempuan bernama Bujang Bengkung dan Dara Dondang. Kedua anak ini saling mencintai satu sama lain hingga dewasa. 

Mereka akhirnya memilih untuk hidup bersama sebagai suami istri, mereka dikaruniai 7 orang puteri yang cantik jelita yaitu Dayang Punta, Dayang Bakala, Dayang Bercandi, Dayang Bekeris, Dayang Berimbung, Dayang Bercalung dan Dayang Putung. 

Dayang Putung inilah yang kemudian disebut sebagai Puteri Junjung Buih.
Dalam legenda dikatakan ketujuh puteri ini disembunyikan oleh orang tuanya dalam sebuah ruas bambu yang besar, mungkin untuk menutupi aib pernikahan sedarahnya. 

Semua putrinya dihanyutkan. Ketika dihanyutkan, bambu Dayang Putung terdampar di Sungai Sentap dan ia diselamatkan oleh Rangga Sentap. Ia pun mengangkat Dayang Putung sebagai anaknya.

Suatu ketika di Kerajaan Majapahit, sang raja yang sudah lanjut usia meminta petunjuk kepada ahli nujum, siapakah diantara anaknya yang bisa meneruskan tahta kekuasaannya. 

Ahli nujum mengatakan anaknya yang bungsu bernama Prabu Jayal lah yang bisa menggantikan posisinya. Mengetahui hal itu, kakak- kakak dari Prabu Jaya menjadi iri dan dengki. 

Mereka pun mencari cara untuk mengguna-gunai Prabu Jaya, hingga Prabu Jaya mengalami penyakit kulit yang menjijikan, penuh dengan koreng dan luka-luka. 

Raja berusaha mengobati anaknya ini kesemua tabib dan orang pintar yang ada, tapi tidak ada yang bisa mengobatinya. Akhirnya Prabu Jaya diasingkan dengan dibuatkan sebuah perahu, ia dilengkapi dengan segala keperluan dan para pelayannya. 

Prabu Jaya berdoa kepada Batara "Ya Batara lindungilah kami dan tujuan kami ke pelabuhan yang aman". Setelah terkatung-katung lama dilautan, mereka pun tiba di Kalimantan, dan masuk ke sebuah sungai Kuala Kandang Kerbau. 

Di muara sungai ini Prabu Jaya menjala. Prabu Jaya ini memiliki kesaktian untuk berkomunikasi dengan ikan dan buaya. Ia memanggil para buaya sahabatnya dan berjalan diatas punggung buaya buaya itu sedang datang para ikan patin dan belang ulin menjilat luka dan borok sang Prabu, dan ajaibnya sembuhlah borok dan luka yang diderita oleh Prabu Jaya.

Di tempat lain, Dayang Putung pun menderita penyakit yang sama dengan Prabu Jaya. Saat Prabu Jaya menjala, jalanya tersangkut sesuatu yang berat. Mereka pun berusaha mengangkatnya ternyata sebuah mangkuk emas yang berisikan sehelai rambut yang sangat panjang. 

Prabu Jaya menjadi penasaran untuk menemukan siapakan pemilik rambut ini. Maka berkayuhlah mereka ke arah hulu sungai. Saat berkayuh mereka tidak dapat menembus lebatnya bunga bakung air di sungai itu. 

Ia pun mengutus anak buahnya ke Jawa untuk meminta kapal dengan haluan besi yang tajam, maka berhasilah mereka sampai ditempat kediaman Rangga Sentap. 

Saat itu Dayang Putung karena sakit kulitnya itu ia berada diatas air dan diselimuti buih. Mengetahui Dayang Putung mengalami penyakit yang sama dengan yang pernah Prabu Jaya derita. 

Ia pun memanggil para ikan Patin dan belang ulin untuk menjilat luka dan borok Dayang Putung, hingga akhirnya sembuhlah Dayang Putung. Ternyata Dayang Putung adalah seorang Putri yang cantik jelita dan semakin jatuh hatilah Prabu Jaya. 

Iapun mengubah nama Dayang Putung menjadi Junjung Buih. Ia pun akhirnya meminang sang Putri. Prabu Jaya menanyakan dimanakah orang tuanya, Junjung Buih pun menyebutkan Siak Bahuluan raja Hulu aik. 

Berita Terbaru

DPRD Barito Utara Gelar Rapat Paripurna I terkait Penyampaian Raperda Pengelolaan Sampah

DPRD Barito Utara Gelar Rapat Paripurna I terkait Penyampaian Raperda Pengelolaan Sampah

  • 29 April 2024 - 22:50 WIB
DJPb Kalteng: APBN 2024 Optimalkan Momentum Pemulihan Ekonomi

DJPb Kalteng: APBN 2024 Optimalkan Momentum Pemulihan Ekonomi

  • 29 April 2024 - 22:40 WIB
Pemkab Barito Utara Gelar Rakor Optimalisasi Lahan Rawa

Pemkab Barito Utara Gelar Rakor Optimalisasi Lahan Rawa

  • 29 April 2024 - 22:30 WIB
DPW PKB Siap Dukungan Nadalsyah

DPW PKB Siap Dukungan Nadalsyah

  • 29 April 2024 - 22:20 WIB
Anggota BPD se-Barito Utara Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas BPD

Anggota BPD se-Barito Utara Ikuti Pelatihan Peningkatan Kapasitas BPD

  • 29 April 2024 - 22:10 WIB
Perekonomian Kalteng Terus Membaik

Perekonomian Kalteng Terus Membaik

  • 29 April 2024 - 22:00 WIB
Pemkab Gunung Mas Gelar Rapat Koordinasi TPPS

Pemkab Gunung Mas Gelar Rapat Koordinasi TPPS

  • 29 April 2024 - 21:50 WIB
Jajaran Rutan Kuala Kapuas Ikuti Upacara Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60 Secara Virtual

Jajaran Rutan Kuala Kapuas Ikuti Upacara Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-60 Secara Virtual

  • 29 April 2024 - 21:40 WIB
Bimtek PPK Diharap Mampu Diaplikasikan di Satuan Pendidikan

Bimtek PPK Diharap Mampu Diaplikasikan di Satuan Pendidikan

  • 29 April 2024 - 21:30 WIB
Pemkab Barito Utara Sosialisasikan Sistem Merit melalui Assessment bagi Pejabat Pengawas

Pemkab Barito Utara Sosialisasikan Sistem Merit melalui Assessment bagi Pejabat Pengawas

  • 29 April 2024 - 21:20 WIB
Copyright © 2018 BorneoNews - PT. Media Kalimantan Mandiri