Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kondisi Ekonomi Sulit Dinilai Rentan Picu KDRT

  • Oleh ANTARA
  • 08 Oktober 2022 - 22:15 WIB

BORNEONEWS, Tanjungpinang - Pemerhati Perempuan dan Anak Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Erry Syahrial menyebut kondisi ekonomi yang sulit saat ini rentan memicu kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Faktor ekonomi memang dominan menyebabkan KDRT," kata Erry Syahrial di Kota Batam, Sabtu.

Ia menilai situasi perekonomian masyarakat sekarang boleh dikatakan makin berat dipicu naiknya harga sejumlah komoditas pokok, seperti BBM dan bahan pangan.

Di sisi lain, katanya, penurunan pertumbuhan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19 juga belum benar-benar pulih.

Tal ayal, kondisi ini tentu dapat menimbulkan tekanan psikologis dalam kehidupan rumah tangga hingga berpotensi besar terjadinya KDRT.

"Apalagi di Batam ini biaya hidup dan angka pengangguran cukup tinggi, sehingga angka perceraian cukup tinggi pula," ujar Erry Syahrial.

Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam itu menyebut dalam beberapa kasus yang ia tangani di pengadilan, kasus KDRT marak terjadi di daerah industri itu akibat masalah ekonomi hingga berujung perceraian serta penelantaran anak.

Selain itu, kasus KDRT juga dominan dipicu perselingkuhan yang salah satunya disebabkan dampak penggunaan sosial media di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

"Penggunaan sosial media berlebihan bisa memicu kecurigaan atau kecemburuan antar pasangan suami/istri. Ujung-ujungnya dapat menimbulkan masalah rumah tangga, seperti KDRT sampai perceraian," ujar dia.

Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi kasus KDRT, pemerintah dan pihak terkait perlu meningkatkan edukasi ketahanan keluarga dalam mengarungi biduk rumah tangga.


TAGS:

Berita Terbaru