Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Prasarana Jalan masih Jadi Tulang Punggung Konektivitas

  • Oleh ANTARA
  • 21 Desember 2022 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, prasarana jalan masih menjadi tulang punggung konektivitas terutama Jakarta sebagai pusat ekonomi dengan daerah-daerah lain.

"Apalagi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menetapkan target 97 persen jalan nasional dalam kondisi baik dan waktu tempuh 1,9 jam untuk setiap 100 km ruas utama," kata Dirjen Bina Marga Hedy Rahadian dalam keterangan tertulis, Selasa.

Hedy berharap Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI) sebagai asosiasi profesi merupakan mitra Kementerian PUPR dapat lebih berperan dalam pengembangan jalan.

Karena itu, selama delapan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, kolaborasi profesional hingga akademisi pengembang jalan telah berhasil membangun 5.000 kilometer (km) jalan nasional.

Selain itu, lebih dari 1.750 km jalan tol juga telah dibangun dan dioperasikan. Capaian ini 10 kali lipat lebih produktif dibandingkan 36 tahun sebelumnya.

Hedy berharap perjalanan pembangunan ini bisa terus memperbaiki peringkat kualitas jalan Indonesia di mata dunia.

Data tahun 2019, menempatkan Indonesia pada posisi ke-59 dari 141 negara terkait kualitas jalan. “Kita masih tertinggal dari tetangga. Singapura dan Malaysia pada urutan ke-1 dan ke-21,” kata Hedy.

Hedy mengajak para pemangku kepentingan pengembang jalan untuk peduli pada isu-isu terkini. Misalnya, kelengkapan standar konstruksi/pekerjaan jalan, ketepatan metode konstruksi dan pemanfaatan material, kompetensi dan profesionalitas pelaku konstruksi jalan, pengawasan atas penggunaan jalan secara berkesinambungan, hingga estetika.

Jalan harus dapat mewujudkan ruang jalan sekitar yang lebih menarik sehingga dapat dinikmati oleh publik dan tidak menjadi gersang dan tak terawat. "Jalan yang berestetika memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan dan menjadi daya tarik,” ungkap Hedy.

Hedy mengungkapkan jalan yang berestetika bisa dicapai dengan menata lanskap ruang milik jalan dengan tanaman hijau, mengurangi sebesar mungkin kerusakan bentang alam, mengendalikan erosi lereng dengan teknik non-struktural (vegetatif) atau kombinasinya dan integrasi desain yang selaras dengan pemandangan alam sekitar.

Berita Terbaru