Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Baru Keluar Bengkel, Mesin Motor Banyak Rusak karena Diisi Oli Oplosan

  • 01 Maret 2016 - 23:22 WIB

JAINI (45 tahun) merasa jengkel dan aneh. Warga Jalan Iskandar, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, ini sepeda motor kesayangannya tiba-tiba mogok. Padahal, ia baru saja mengganti oli mesin tunggangannya itu di bengkel langganannya, kawasan kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. 

 'Mesin motor saya langsung macet usai diganti oli merek Yamalube. Padahal sebelumnya, saya sering ganti oli di bengkel itu, tidak pernah ada masalah,' kata Jaini, kepada Borneonews, Selasa (1/3/2016).

Belakangan dia curiga, telah menjadi korban peredaran oli oplosan alias palsu, setelah tahu Polres Kotim mengungkap sebuah pabriknya di Jalan Borneo Timur, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, baru-baru ini. Pabrik oli oplosan rumahan itu biasa memasok bengkel sepeda motor dan dirintis sejak 15 tahun silam.

Dalam penggerebekkan itu, polisi menyita 900 botol kemasan oli palsu dan 29 drum bahan oplosan. Polisi juga menyita satu mesin cetak, sebuah setrika yang digunakan untuk melekatkan merek ke botol, bubuk pewarna, mesin printer, mobil pikap, ribuan tutup botol, dan 950 buah botol bekas. 

Oli yang dioplos diberi merek Yamalub, Top One, Yamaha, dan Ultratek. Padahal, berisi oli Vega yang harganya lebih murah, yang sudah dicampur pewarna untuk menyerupai aslinya. Hasilnya dipasarkan ke sejumlah bengkel sepeda motor di Kotim. 

'Keuntungannya berkisar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per botol,' ungkap Kapolres Kotim, AKBP Hendra Wirawan.  

Bos pabrik oli palsu itu berinisial IR (40) dan IW (30). Nmaun, baru IR yang tertangkap, sedangkan IW masih buron.

Botol mencurigakan

Terungkapnya kasus tersebut bermula ketika Polsek Kawasan Pelabuhan Mentaya (KPM) melakukan pemeriksaan angkutan yang turun dari kapal Kirana III dari Semarang, Jawa Tengah, di Pelabuhan Sampit. Dalam sebuah mobil boks ditemukan ratusan botol oli bekas, stiker merek, dan ratusan tutup botol. 

Polisi langsung curiga dan menahan mobil tersebut. Penyelidikan menuntun polisi ke sebuah rumah yang berada di Jalan Borneo Timur yang menjadi pabrik pengoplosan oleh tadi.

Ketua RT 33/RW 02 Kelurahan Ketapang, Rusli, mengeku mengenal IR dan IW sebagai penjual oli. 'Sudah lama mereka jualan oli, bahkan sekitar 15 tahun yang lalu, namun kami tidak mengetahui bahwa itu oli oplosan,' katanya. 

Kembali ke nasib Jaini, sebagai salah satu korban oli palsu, motor kemudian harus diservis dan diganti oli lagi di bengkel lain.

'Setelah kembali bagus, langsung saya jual dengan harga miring, Rp6 juta,' lanjut Jaini.

 Jaini alias Ambul, pemilik bengkel di Jalan DI Panjaitan Selatan, Sampit, mengaku tidak bisa membandingkan antara oli yang asli dan palsu. 'Kemasannya sulit dibedakan,' katanya. (Mahammad Hamim (Kotim)/ B-1)

Berita Terbaru