Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kepercayaan Dayak Ma'anyan: Pertanda Raja Akan Berganti

  • 07 Maret 2016 - 21:01 WIB

Konon. menurut kepercayaan suku Dayak Ma'anyan bahwa gerhana matahari merupakan pertanda 'Raja' akan berganti.

Hal tersebut diungkapkan, Siter Ate, 82, yang merupakan sesepuh warga Desa Kilometer 20,  Kecamatan Dusun Utara saat disambangi Borneonews di kediamannya. Senin (7/3/2015).

 

Menurut cerita yang diyakini oleh suku Ma'anyan, pada tahun 78 Masehi, gerhana matahari merupakan pertanda bahwa Rajaa kan berganti. Pada saat itu, lanjut dia, terjadi pertempuran perebutan kekuasaan, dan pemenang dalam pertempuran tersebut yakni suku Dayak Ma'anyan.

 

'Dengan kemenangan itu, para tokoh Ma'anyan pun merubah sistem pemerintah dengan pemerintahan kasih sayang. Sehingga kedamaian pun tercipta antar sesama suku,'kata Siter Ate kepada Borneonews.

 

Ia membeberkan, gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama memiliki pertanda bagi umat manusia. Hanya saja pertanda dari keduannya sangat jauh berbeda. Gerhana Matahari pertanda raja akan berganti, sedangkan gerhana bulan memiliki pertanda baik dan buruk terhadap kehidupan manusia di dunia.

 

Ia mengisahkan, jika gerhana matahari selain pertanda raja akan berganti, peristiwa tersebut juga merupakan pertanda akan adanya wabah penyakit seperti diare atau muntaber dan sakit kepala.

'Makanya jika terjadi gerhana matahari orang tua atau sesepuh melarang warga  keluar dari rumah. Karena pada saat gerhana diyakini bulan dari bawah menutupi matahari,' ucapnya.

 

Meski,dilarang keluar dari rumah mereka tetap harus membunyikan gong, gendang dan peralatan lain agar matahari cepat keluar  dan bersinar seperti biasanya. Dan tidak ada ritual yang dilakukan.

 

Lain halnya,untuk gerhana bulan, menurut cerita itu, terjadi karena bulan ditelan Sang Naga. Harus membuat sesajen berupa makanan dari beras ketan (weah dite) sebanyak tujuh macam.

 

Tujuh macam sesajen itu, mulai dari pakingking, tumpi, lamang, beras kuning, ayam, kaluwit puhi dan kelapa. Mereka juga beramai-ramai keluar dari rumah melakukan tarian khusus tolak bala, yakni disebut iwadian. Serta memukul gong, gendang serta benda-benda lain yang bunyinya nyaring.

 

Saat gerhana itu, para sesepuh akan mengeluarkan minyak-minyak atau ajian yang sudah kering (habis)  karena pada saatgerhana bulan itu semuanya akan terisi atau tidak kering lagi. Serta pergi ke dalam hutan mengambil daun-daunan dan kayu-kayuan apa saja, karena diyakini akan bisa menyembuhkan segala macam penyakit, baik itu guna-guna maupun penyakit lainnya. (Uriutu Djaper/*).

Berita Terbaru