Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dalam Para Games, Keterbatasan Itu Cuma Kata

  • Oleh ANTARA
  • 04 Juni 2023 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Phnom Phen - Di tempat apa manusia dengan keterbatasan fisik diberi ruang seluas-luasnya untuk berada lebih dominan dari pada orang-orang sebagaimana adanya Jawabannya adalah olahraga.

Lagi-lagi, olahraga menjadi lebih dari apa yang tertera pada KBBI. Jauh lebih luas dari sekadar arti harfiahnya berupa kegiatan fisik dengan ketangkasan dan kemahiran yang memerlukan tenaga.

Tak jarang olahraga disebut-sebut menjadi pemersatu kelompok-kelompok orang yang berseteru. Meski tak sedikit pula olahraga menciptakan fanatisme massa yang berujung pada rivalitas abadi, kemudian berlanjut saling menghakimi.

Akan tetapi, olahraga lebih sering melahirkan sisi positif ketimbang terciptanya hal buruk. "Sports Live in Peace" atau Olahraga Hidup dalam Damai, begitu bunyi moto penyelenggaraan SEA Games Ke-32 dan ASEAN Para Games Ke-12 di Kamboja.

Makna yang juga kental terlihat pada penyelenggaraan ASEAN Para Games, yang pada tahun 2023 ini digelar di Phnom Phen Kamboja. Terlihat betapa energi melampaui batas kemampuan fisik yang dimiliki oleh para atlet spesial yang bertanding di 14 cabang olahraga para games.

Para games adalah tempat di mana para penyandang disabilitas dipandang setara sebagai manusia, tanpa tatapan menghakimi, duduk berbaur dengan mereka yang tidak memiliki kebutuhan khusus.

Lebih lagi, para games merupakan tempat di mana orang dengan kebutuhan khusus memiliki panggung olahraga, bukan cuma diberikan tempat tersendiri seperti di pojok gerbong kereta listrik.

Iring-iringan para kontingen peserta negara Asia Tenggara pada ASEAN Para Games Ke-12 di Stadion Nasional Morodok Techo menjadi panggung istimewa. Atlet-atlet spesial itu semringah melakukan defile di tengah-tengah lapangan Stadion Morodok Techo sambil melambaikan tangan ke tribun penonton yang bersorak riuh. Di atas kursi rodanya, atau sambil berjalan dengan kaki palsunya.

Begitu pula dengan kirab obor ASEAN Para Games Ke-12. Para atlet penyandang disabilitas yang estafet membawa obor pun memiliki energi yang lebih besar di dalam diri mereka dibandingkan apa yang terlihat hanya dari luarnya saja.

Sungguh keterbatasan penglihatan, berlari dengan kaki buatan, atau duduk di kursi roda sambil membawa api obor para games bukanlah suatu hambatan. Sama sekali bukan.

Berita Terbaru