Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hoaks dan Kampanye Hitam Menjelang Pemilu 2024

  • Oleh Jurnalis Warga
  • 17 Juni 2023 - 02:00 WIB

MENJELANG pemilu 2024 mendatang penyebaran hoaks dan kampanye hitam cenderung makin marak terjadi. Alih-alih mengedepankan adu gagasan untuk membangun Indonesia ke depan, sejumlah pendukung bakal calon kontestan pilpres mulai menebar informasi bohong dan ujaran kebencian.

Jika fenomena itu tidak segera dibendung dikhawatirkan demokrasi akan semakin terancam. Saat ini hoaks dan kampanye hitam dilakukan dengan menggunakan media yang lebih canggih seperti media social.

Serangan kampanye hitam berupa informasi bohong atau hoaks dialami oleh semua bakal calon presiden (capres) dan juga tokoh potensial capres. Di antaranya bakal capres dari partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar pranowo; bakal capres dari koalisi perubahan  untuk persatuan, Anies Rasyid Baswedan; juga bakal capres dari Gerindra, Prabowo Subianto.

Di sisi lain, hoaks dipelihara dan digunakan karena pelakunya tidak memiliki informasi pembanding. Jika ini yang menjadi landasannya, maka bisa dimaknai bahwa yang bersangkutan tidak selektif memilah dan memilih informasi. Dapat dipahami pula, kebanyakan pendukung capres dan cawapres, mengambil informasi dari orang-orang yang sepemikiran dengannya. Lalu menolak semua argumentasi dan pandangan yang berseberangan dengan keyakinannya.

Ketika mendekati tahun politik Pemilu 2024 nanti memang ada indikasi penyebaran hoaks dan bahkan kampanye hitam makin menjadi-jadi. Hoaks yang bermunculan itu umumnya bukan saja menyerang tokoh-tokoh politik yang akan berkontestasi dalam Pemilu 2024 nanti, tapi juga menyerang kredibilitas partai politik, ketua partai, dan para pendukung partai politik yang menjadi motor kampanye kandidatnya.

Berbagai hoaks yang disebarkan para pendukung dan buzzer sepanjang 2023 ini tidak berbeda dengan kondisi pemilu sebelumnya,yakni berbagai kabar bohong seputar politik identitas dengan isu SARA dan tuduhan-tuduhan korupsi.

Para pengamat telah mengingatkan bahwa hoaks tidak hanya berpotensi mempengaruhi dan merusak akal sehat calon pemilih. Hoaks juga berdampak mendelegitimasi proses penyelenggaraan pemilu.Bahkan yang lebih mencemaskan, penyebaran hoaks yang tidak terkendali akan mampu mengganggu ketentraman masyarakat, yang ujung-ujungnya akan melahirkan disintegrasi atau konflik terbuka masyarakat.

Hoaks dan kampanye hitam

Hoaks adalah informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya,dan bahkan sering kali palsu,tetapi dengan cepat menyebar dan kemudian diresirkulasikan melalui media social sehingga sulit dibedakan mana informasi benar dan mana pula yang tidak benar atau hoaks.Ada pula kampanye hitam yang merupakan sebuah upaya yang didesain secara sengaja untuk merusak atau mempertanyakan reputasi seseorang.

Penyebaran hoaks dan kampanye hitam jelas kontraproduktif bagi perkembangan demokrasi di Tanah Air. Tindakan menjatuhkan lawan politik melalui berbagai propaganda negatif, selain tidak sehat, sering kali pula menyebabkan kredibilitas tokoh dan Lembaga politik yang mendukungnya rusak.Kampanye hitam kerap dilancarkan dengan penyebaran informasi yang berbasis data palsu dan rumor yang tiidak jelas. Namun, karena disampaikan berulang-ulang kali dan diresirkulasikan terus-menerus, masyarakat tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Penyebaran hoaks dan kampanye hitam biasanya dikembangkan secara massif dan melalu berbagai platform media social,seperti youtube, facebook, maupun Tiktok. Bagi masyarakat yang tidak kritis, penyebaran hoaks dan kampanye hitam yang begitu meluas dan intensif memang akan memakan korban. Masyarakat menjadi goyah dan tersesat dalam konflik ideologis yang tidak jelas,bahkan melahirkan tindakan yang radikal.

Berita Terbaru