Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Popularitas Tak Cukup untuk Bertarung di Pilkada DKI

  • 30 Maret 2016 - 21:24 WIB

POPULARITAS bukan ukuran untuk meraih sukses dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta 2017. Peneliti Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai sosialisai para calon akan lebih menentukan untuk memenangi pilkada di ibu kota negara itu.

Hasan Nasbi mengungkapkan itu dalam diskusi Jalur Perseorangan Penguatan Demokrasi atau Deparpolisasi yang diselenggarakan MMD Initiative di Jakarta, Rabu (30/3/2016). 'Popularitas tidak terlalu bermasalah. Pada akhirnya semua calon akan dikenal dalam tahap sosialisasi,' ujarnya.

Dia mengatakan saat ini popularitas calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkisar 90 persen karena posisinya sebagai petahana. Namun, popularitasnya diyakini tidak jauh berbeda dengan calon lain, seperti Yusril Ihza Mahendra.

'Pak Yusril karena dia tokoh nasional, pasti popularitasnya 80 persen, sehingga tidak terpaut jauh. Dan memang populer bukanlah problem. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah elektabilitas,' tegas Hasan.

Dari sisi elektabilitas, Hasan memperkirakan hanya Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault yang mampu bersaing dengan Ahok. Sedangkan untuk Sandiaga Uno, diperkirakan masih terpaut jauh karena terkendala segmentasi pemilih.

'Kalau Sandiaga Uno elektabilitasnya tidak naik karena segmen pemilihnya kalangan profesional dan pengusaha muda. Dia susah mengembangkan di luar segmen itu. Mungkin isu dan model kampanyenya belum menyentuh kelompok di luar itu,' tutur Hasan.

Lebih jauh Hasan menilai jika partai ingin memunculkan calon yang benar-benar bisa menjadi pesaing Ahok dalam pilkada, maka partai dapat bersatu menetapkan dan mengusung satu nama untuk menjadi pesaing Ahok.

Survei unggulkan Ahok

Sementara itu, berdasarkan hasil survei Charta Politika, elektabilitas Ahok tetap tertinggi. Dalam simulasi survei tanpa memberikan opsi nama-nama kandidat kepada responden, Ahok merebut 44,5 persen suara. Di belakangnya ada Yusril Ihza Mahendra dengan perolehan 7,8 persen, Tri Rismaharini 2,8 persen, Ridwan Kamil 1,8 persen, dan Sandiaga Uno 1,5 persen.

Sementara melalui simulasi survei menggunakan 14 opsi nama, elektabilitas Ahok juga tetap tertinggi dengan 51,8 persen. Di belakangnya ada nama Yusril 11 persen, Tri Rismaharini 7,3 persen, Hidayat Nur Wahid 3,3 persen, dan Adhyaksa Dault 2,0 persen.

Simulasi survei head to head, yang mengadu Ahok dengan Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, dan Yusril Ihza Mahendra, juga tetap . dimenangi Ahok. Mantan Bupati Belitung Timur itu masih mendapatkan persentase di atas 50 persen jika diadu dengan nama-nama tersebut. 

(ANT/B-10)

Berita Terbaru