Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kondisi RSUD Tamiang Layang Tidak Sesuai Harapan Pj Bupati Saat Penilaian Akreditasi 3 Bulan Lalu

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 24 Januari 2024 - 07:40 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Harapan Pj Bupati Barito Timur Indra Gunawan terhadap pelayanan RSUD Tamiang Layang saat penilaian akreditasi 3 bulan silam tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di rumah sakit tersebut saat ini dengan ramainya keluhan keluarga pasien dan pegawai di sana.

"Saya mendukung penuh kegiatan survei penilaian akreditasi yang sedang berlangsung dan berharap RSUD Tamiang Layang dapat mencapai hasil akreditasi yang maksimal.  Hasil yang maksimal akan memberikan pengaruh positif bagi perkembangan bidang kesehatan di Gumi Jari Janang Kalalawah," ucapnya, Indra Gunawan saat menghadiri pembukaan survei penilaian akreditasi di RSUD Tamiang Layang, Rabu, 11 Oktober 2023 silam.

Saat itu dia juga mengucapkan terima kasih kepada direktur dan seluruh jajaran RSUD Tamiang Layang yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan survei penilaian akreditasi.

"Saya berharap capaian yang sudah diperoleh nantinya dapat dipertahankan secara berkesinambungan bahkan dapat ditingkatkan lagi," ujarnya.

Pj Bupati menjelaskan, akreditasi merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk meningkatkan mutu layanan, melindungi keselamatan pasien, tenaga kesehatan serta menggalang tata kelola yang baik bagi rumah sakit. Karena itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

“Seluruh rumah sakit di Indonesia wajib menjalani proses akreditasi secara berkala setiap empat tahun termasuk RSUD Tamiang Layang,” terangnya saat itu.

Sejak lima hari lalu, ramai pembahasan tentang RSUD Tamiang Layang yang dalam kondisi darurat karena stok berbagai jenis obat kosong. Kondisi ini dibenarkan oleh sumber terpercaya di internal RSUD Tamiang Layang.

"Sudah nggak kehitung (jenis obat yang kosong), cuman salep kudis , panu aja yang mungkin masih banyak," kata sumber tersebut, Jumat, 19 Januari 2024.

Borneonews mendapatkan tangkapan layar percakapan dokter dan perawat yang begitu putus asa dengan kondisi ini karena harus membatasi suntikan infus untuk setiap pasien atau bahkan obat yang diresepkan kosong sama sekali di farmasi rumah sakit.

Sumber Borneonews menjelaskan, kondisi logistik RSUD Tamiang Layang semakin parah karena banyak distributor yang tidak mau memasok obat ke RSUD Tamiang Layang akibat hutang obat yang belum dilunasi.

"Sejak adanya surat keputusan akreditasi RS kemarin, yang pegang masalah obat langsung di tangani direktur (RSUD), bukan bidang yanmed atau farmasi lagi," ungkapnya.

Sumber itu juga menuding direkturnya lebih banyak melakukan perjalanan keluar bersama beberapa bawahan dibandingkan berada di kantor dan membenahi kondisi pelayanan kesehatan yang buruk.

Berita Terbaru