Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

150 Pelajar Ikuti Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini

  • Oleh Norhasanah
  • 02 Juni 2016 - 23:30 WIB

BORNEONEWS, Sukamara - Sebanyak 150 siswa SMP dan SMA di Kabupaten Sukamara mengikuti penyuluhan dampak negatif pernikahan usia dini. Acara yang dilaksanakan pihak Badan  Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Perempuan dan KB (BPMDP-KB) ini berlangsung di aula kantor Bupati Sukamara, Kamis (2/6/2016).

Bupati Sukamara, Ahmad Dirman mengatakan untuk meningkatkan daya saing dan memenangkan kompetisi pada era globalisasi, para remaja yang unggul harus memiliki kecerdasan intelektual dan mampu berkomunikasi dengan baik. Selain itu harus memiliki hard skill dan soft skill sehingga mampu saing dan memiliki nilai kompetitif  tinggi.

'Untuk  itu remaja harus mempunyai pengetahuan dan bersikap serta berperilaku sebagai remaja yang mampu menyiapkan maupun merencanakan dengan matang masa depannya,' kata Ahmad Dirman saat membuka penyuluhan, Kamis (2/6/2016).

Menurut bupati dua periode ini, Ikrar untuk menunda usia perkawinan, bukan berarti larangan bagi para remaja memutuskan menikah di usia yang diizinkan undang-undang. Tetapi, lebih pada mengajak para remaja mengoptimalkan usia muda guna mencapai prestasi setinggi-tingginya, berkreasi dan berinovasi tanpa terpecah konsentrasinya. Derajat kaum wanita juga selalu berupaya mewujudkan adanya kesetaraan dan keadilan gender

Dirman menjelaskan pernikahan dini adalah pernikahan di bawah usia, baik secara biologis dan sosiologis. Bila dilihat dari kematangan secara psikis, tentu para remaja belum mampu mengemban dan mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga. Di samping itu, remaja yang menikah dini, secara medis masih dianggap belum cukup matang untuk memiliki anak, sehingga kemungkinan anak dan ibu meninggal saat melahirkan, lebih tinggi.

'Idealnya menikah itu saat usia 20 tahun atau sebelum 30 tahun untuk wanita, sementara untuk pria 25 tahun. Hal ini secara biologis dan psikis sudah matang, artinya risiko melahirkan anak cacat atau meninggal tidak besar,' tutur Dirman.

Dirman berpesan kepada seluruh siswa agar mengikuti rangkaian kegiatan ini dengan baik dan secara seksama sehingga tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini dapat tercapai. Yaitu memberikan wawasan dan pengetahuan bagi para peserta sebagai salah satu langkah guna menekan lajunya pertumbuhan angka pernikahan usia dini. (NORHASANAH/N).

Berita Terbaru