Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

DPRD Minta Pemkot Palangka Tunda Rencana Utang ke Bank

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 03 Agustus 2016 - 20:30 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kalangan DPRD meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya menunda rencana melakukan pinjaman ke bank. Pihak Pemkot berencana mengambil kredit ke Bank Kalteng, Rp40 miliar, dengan bunga 12% per tahun atau 1% per bulan. Pinjaman itu akan dibayar saat cairnya APBD 2017.

Jika dikalkulasi, jumlah utang Rp40 miliar itu untuk bayar bunga per bulan menguras Rp 400 juta. Jika diasumsikan Pemkot baru bisa membayar Maret 2017, maka enam bulan kali Rp400 juta menghasilkan angka Rp2,4 miliar nilai bunga yang harus dibayar dari APBD 2017. Itu belum termasuk provisi bank senilai Rp200 juta.

Anggota Komisi B DPRD Palangka Raya, Muhammad Yusran mengatakan, jika tidak terlalu mendesak sebaiknya dipending dan diagendakan ulang pada APBD 2017 yang kurang lima bulan lagi. Perhitungannya, pemerintah pasti tetap akan dibebani bunga yang tidak sedikit.

'Saya kira lebih baik dipikir ulang, kan masih bisa dikerjakan pada 2017. Kalau sifatnya tidak terlalu urgent dan mendesak sekali kenapa harus dipaksakan,' kata politisi Partai Hanura itu, Rabu (3/8/2016).

Yusran berkeinginan Pemkot menghemat anggaran, agar benar-benar dimanfaatkan demi kepentingan rakyat atau yang lebih menyentuh kepada pembangunan riil. Sehingga ia berpikir akan sayang jika bunga dan provisi sekitar Rp2,6 miliar itu menguap hanya untuk bayar kepada bank.

Sebelumnya diberitakan, Pemkot  berencana melakukan upaya pinjam dana ke bank untuk mendanai sejumlah proyek yang kurang dana. Mereka lalu mengajukan permohonan agar disetujui Badan Anggaran (Banggar) DPRD Palangka Raya. Namun saat dilakukan rapat pembahasan, tim eksekutif justru tidak bisa membeberkan dengan baik dan membuat yakin pada wakil rakyat.

Tak ayal, DPRD pun tidak yakin dan menolak. Karena itu, rapat Banggar pun dipending.

'Wajar kan kita tanya kejelasannya itu bagaimana. Nah ini yang tidak bisa dijelaskan oleh mereka. Kadis banyak tidak datang, Kabidnya saja bingung menjelaskan, lalu kita pun jadi ragu, bahkan belum sampai pada ranah menyetujuinya atau tidak. Karena kita membahasnya saja belum,' ungkap politisi Partai Nasdem, yang juga salah satu anggota Banggar, At Prayer kepada Borneonews,  Rabu (27/7/2016). (M.MUCHLAS ROZIKIN/N).

Berita Terbaru