Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hutan Produksi di Jalur Pangkalan Bun-Kolam Mulai Terbakar

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 15 Agustus 2016 - 12:43 WIB

BORNEONEWS, Kobar - Kawasan hutan produksi sekitar jalur lintas darat Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) mulai  terbakar dalam beberapa hari terakhir. Akibatnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang sempat terhenti di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), kembali muncul.

Berbagai upaya dilakulan, salah satunya mengerahkan helikopter untuk water bombing. Pemadaman karhutla diharapkan dilakukan secara efektif. Salah satunya dengan melokalisasi titik api.

Hal tersebut disampaikan Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Bambang Purwanto, di sela kegiatannya, Jumat (12/8/2016) lalu. Bambang Purwanto mengatakan, dirinya telah mengeluarkan surat keputusan (SK) tentang darurat bencana kebakaran. Bahkan juga ekstra darurat bencana kebakaran di Kobar. Sebab, bercermin dari kejadian tahun lalu, dirinya tak ingin karhutla tahun ini terlambat tertangani dan timbulkan efek domino lingkungan dan kesehatan.

Penerbitan SK Bupati Kobar tentang darurat bencana kebakaran itu juga menjadi dasar dan alasan bagi pemerintah pusat untuk menggelontorkan anggaran penanggulangan karhutla dan mengerahkan bantuan helikopter water booming. "Karena anggaran pusat itu akan keluar kalau ada SK bupati. Kemarin sudah saya terbitkan SK-nya. SK darurat bencana kebakaran. Dan esktra daruratnya," kata Bupati Kobar, Bambang Puwanto, Jumat (12/8/2016).

Bambang Purwanto menjelaskan, dalam kunjungan kerja Kepala BNPB ke Kobar, Kamis (11/8/2016), dirinya juga sudah meminta agar penanganan karhutla menggunakan bantuan water bombing dilakukan lebih efektif. Dikatakannya, water bombing langsung ke titik api tidak akan cukup efektif memadamkan api atau bara api biang kebakaran. Malahan akan memicu timbulnya titik api baru, akibat bara api yang berhamburan terkena ratusan liter bom air yang ditumpahkan dari ketinggian.

Dirinya meminta water bombing sebaiknya dilakukan untuk melokalisasi atau mencegah meluasnya kebakaran. Yakni dengan cara membasahi lahan atau areal sekitar karhutla dengan air yang ditumpahkan menggunakan helikopter. "Jadi bukan langsung dibom langsung. Apalagi kalau itu gambut. Akan percuma. Jadi saya minta dilokalisir saja. Areal sekitar karhutla itu saja yang seharusnya dibom."

Zakirudin dari Orangutan Foundation-United Kingdom (OF-UK) mengatakan, pihaknya mulai melakukan pengamanan atau proteksi terhadap lahan-lahan rawan kebakaran di Suaka Margasatwa (SM) Sungai Lamandau. Sebab, apabila terbakar lahan-lahan di SM Lamandau itu berpotensi menyumbang kabut asap. Salah satunya, seperti di daerah Sungai Buluh SM Lamandau. "Kalau yang bagian selatan lebih banyak padang pasir dan rumput. Itu paling rawan. Karena dekat pemukiman warga. Tapi kata warga pribumi besar kemungkinan, kemarau tahun ini maju. Artinya, kita bisa terlambat," kata Zakirudin. (RD/N).

Berita Terbaru