Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BPBD Mencatat, 79 Desa dan Kelurahan di Kotawaringin Timur Rawan Karhutla

  • Oleh Rafiuddin
  • 24 Agustus 2016 - 19:30 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur (BPBD Kotim), mencatat 79 desa dan kelurahan di Kotim rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Bencana karhutla di Kotim masih menjadi ancaman besar. Hasil pemetaan menunjukkan terdapat 65 desa dan 14 kelurahan di daerah itu yang sangat rawan terjadi karhutla. 

'Antisipasi tentu harus dimulai dari sekarang. Pencegahan adalah hal urgent dilakukan kita semua,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Sutoyo, Rabu (24/8/2016).

Menurut Sutoyo, 79 wilayah rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan tersebut tersebar di sembilan kecamatan. Pertama Kecamatan Baamang, ada lima kelurahan satu desa, yakni Kelurahan Baamang Hulu, Baamang hilir, Baamang Tengah, Baamang Barat, Tanah Mas dan Desa Tinduk.

Kecamatan MB Ketapang, Kelurahan MB Hulu, MB Hilir, Ketapang, Sawahan, Pasir Putih. Sedangkan desanyanya yakni Desa Pelangsiang, Bapeang, Eka Bahurui, Telaga Baru, Bapanggang Raya dan Bangkuang Makmur.

Mentaya Hilir Utara ada tujuh desa yang rawan karhutla yakni, Desa Pondok Damar, Bagendang Hilir, Tengah, Hulu, Natai Baru Sumber Makmur dan Bagendang Permai. Kecamatan Mentaya Hilir Utara ada 10 desa yakni Desa Samuda Kota, Basirih Hilir, Sebamban, Samuda Besar, Samuda Kecil, Hanaut, Babirah, Serambut, Babaung dan Jaya Kelapa.

Kecamatan Teluk Sampit terdapat enam desa yang rawan terjadi Karhutal. Kecamatan Kotabesi ada dua kelurahan dan Sembilan desa. Kecamatan Seranau 1 kelurahan dan empat desa. Pulau Hanaut ada Sembilan desa. Sedangkan jumlah desa dan kelurahan yang rawan Karhutla di Kecamatan parenggean yakni satu kelurahan dan 12 desa.

Sutoyo menyebutkan bahwa 79 desa dan kelurahan di Kotim paling rawan karhutla. Desa dan kelurahan tersebut harus diawasi dengan patroli petugas sesering mungkin.

'Desa tersebut selama ini sudah sering kali mengalami kebakaran hutan dan lahan setiap tahunnya karena memang memiliki lahan gambut yang mudah terbakar,' katanya.

Ditambahkan Sutoyo, dengan telah dilakukan pemetaan tersebut akan mempermudah pihaknya melakukan pemnatauan titik api atau Karhutla yang terjadi. Pihaknya juga mendorong desa dan kelurahan yang rawan terjadi Karhutla itu menyiapkan peralatan pemadam kembakaran portable di masing-masing desa dan kelurahan.

'Dengan peralatan dan tenaga yang terbatas ini sulit kami melakukan pemadaman dengan cepat. Diperlukan bantun dan kerjasama semua pihak terutama aparatur pemerintah desa mencegah dan menanggulangi karhutla ini,' ucap Sutoyo.

Dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit, Rabu (24/8) hotspot atau titip panas di wilayah Kotim terus bertambah menjadi dua titik. Yakni di Kecamatan Teluk Sampit. Sebelumnya terdeteksi hanya satu titik panas di Kecamatan Mentaya hulu. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru