BORNEONEWS- Sampit  - Penyerapan beras dari petani lokal di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), terus diupayakan Forum Bulog Subdivisi Regional Sampit. Namun dalam tiga tahun terakhir, upaya tersebut sangat sulit  dilakukan, karena hasil panen belum bisa mencukupi kebutuhan tersebut.  tahun 2015, Bulog hanya bisa menyerap  770 ton, dan sampai Agustus 2016 ini hanya 600 ton.

Hal itu dikatakan Kepala Forum Bulog Subdivisi Regional Sampit Rusli Pisol, dimana saat ini pihaknya membutuhkan pasokan beras sebanyak 6.300 ton dalam setahun. Beras sebanyak itu akan di sebarkan keseluruh kecamatan yang ada di Kotim, dengan jumlah sasaran penerima mencapai 23.473 rumah tangga.

'Memang dalam tiga tahun terakhir kami berusaha menyerap beras dari petani lokal, namun hal itu tidak bisa mencukupi kebutuhan, bahkan hanya beberapa persen saja,' ujar Rusli, Kamis (25.8.2016).

Pada tahun 2014 lalu, serapan beras dari petani hanya mencapai 1.300 ton saja. Dan hal itu sangat jauh dari harapan mereka. Bahkan sangat jauh dari kebutuhan yang akan di serahkan kepada para penerima beras sejahtera yang berjumlah 23.473.

Sementara untuk di tahun 2015 lalu, serapan beras dari petani lokal semakin menurun. Dan hanya mencapai 770 ton saja. Hal itu terjadi karena pada saat itu musim kemarau panjang melanda Sampit. Sehingga banyak petani yang gagal panen, dan hanya bisa melakukan penanaman satu kali dalam setahun.

'Sedangkan pada 2016 ini, hingga bulan Agustus sudah ada 600 ton yang kami serap dari petani lokal. Harapannya kami bisa menyerap lebih banyak dari itu, bahkan kalau bisa 5000 ton,' ungkap Rusli. (M HAMIM/m)