Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penutup Trotoar Jalan Iskandar Pangkalan Bun Berhilangan

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 03 Oktober 2016 - 13:27 WIB

BORNEONEWS, Kobar - Penutup lubang-lubang trotoar di Jalan Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, tepatnya di seberang Hypermart raib dari tempatnya. Hilangnya penutup trotoar yang sejatinya merupakan jalur pejalan kaki ini tentu membahayakan, mengingat trotoar di jalur tersebut terbilang banyak dilalui pejalan kaki.

Dari pantauan Borneonews, sedikitnya ada delapan penutup trotoar yang terbuat dari besi teralis berukuran 40x40 meter, yang hilang. Warga sekitar pun tidak mengetahui siapa pelaku yang mengambil penutup trotoar tersebut.

Herlianto Dau, warga perumahan Bukit Permata, Kelurahan Madurejo, Kecamatan Arut Selatan (Arsel), mengungkapkan, hilangnya penutup pedistrian tersebut jelas membahayakan keselamatan pejalan kaki. Sebabnya, kasus terjatuhnya warga ke lubang trotoar hingga menyebabkan korban harus mendapat perawatan intensif hingga dirujuk ke rumah sakit di pulau Jawa pernah terjadi.

"Kelihatannya sepele hal ini tetapi kalau sampai ada yang jatuh tentu akibatnya akan fatal," kata Herlianto, Minggu (2/10/2016).

Ia pun berharap pemerintah daerah khususnya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kobar, memperhatikan hal-hal seperti itu. Sehingga tidak ada lagi korban yang jatuh akibat masuk dalam lubang trotoar.

Sementara itu, Budi Saputra, warga Kelurahan Mendawai yang juga berada di lokasi tersebut menegaskan bahwa trotoar yang tanpa penutup sepertinya tidak hanya yang berada di trotoar jalan Iskandar tetapi juga ada di trotoar jalan Pangeran Antasari. 

Menurutnya pemerintah daerah harus lebih sering melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap aset-aset yang diperuntukan bagi masyarakat sehingga dengan pengawasan yang kontinyu maka dapat diiventarisir aset-aset yang membahayakan masyarakat.

" Menurut saya fungsi pengawasan yang kurang, jadi jangan menunggu laporan baru bergerak, dengan pengawasan rutin maka aset yang membahayakan bisa segera diperbaiki," saran Budi. (KOKO SULISTYO/N).

Berita Terbaru