Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Pemicu Harga Produk Hilir Sawit Indonesia Lebih Murah

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 14 Desember 2016 - 16:20 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Perbaikan infrastruktur seperti yang ditekankan Presiden Joko Widodo dinilai sangat mendesak bagi semua sektor industri, tak terkecuali industri sawit.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan harga produk hilir sawit Indonesia di pasar global terpaksa dijual lebih murah US$15 hingga US$20 per ton dibandingkan Malaysia akibat buruknya kondisi infrastruktur di Tanah Air. 

"Pemerintah sudah seharusnya melakukan pembenahan infrastruktur agar biaya logistik produk hilir sawit Indonesia lebih kompetitif. Infrastruktur seperti pelabuhan yang kurang memadai telah menyebabkan biaya logistik produk hilir Indonesia jauh lebih mahal, kualitasnya kurang memuaskan dan harga produk hilir sawit Indonesia harus didiskon US$15 hingga US$20 dari produk Malaysia hanya gara-gara kondisi infrastruktur yang buruk," kata Ketua Umum GAPKI, Joko Supriyono dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Saat ini, menurut Joko, sebanyak 70% ekspor minyak sawit Indonesia dalam bentuk produk hilir (olahan). Porsi ekspor produk olahan yang terus meningkat telah terjadi sejak lima tahun lalu. 

"Agar produk hilir lebih kompetitif, maka pengembangan kawasan industri khusus sawit (palm oil economic zone) seperti Sei Mangkei sudah tepat. Ada dua lokasi lagi yang bisa jadi pilihan, yakni Maloy dan Bontang, ini akan melengkapi infrastruktur yang sudah ada di Dumai dan Belawan," papar dia.

Joko menilai, ekspor CPO dan produk turunannya pada tahun ini hanya akan mencapai 22,5 juta ton atau turun 15% dibandingkan tahun lalu. Penurunan ekspor terjadi seiring merosotnya produksi CPO tahun ini yang hanya mencapai 30 juta ton hingga 31 juta ton, atau turun 15% hingga 20% dari tahun lalu. 

"Penurunan produksi tersebut adalah pertama kalinya dalam 20 tahun, ini sebagai dampak fenomena El Nino 2015, dampaknya terjadi tahun ini," ujarnya.

Fenomena La Nina yang terjadi tahun ini akan membawa perbaikan terhadap produksi CPO tahun depan. Fenomena La Nina dengan cuaca basah yang terjadi tahun ini akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi produksi buah sawit 2017. 

"Pada 2017, tidak ada yang tahu persis berapa produksi, yang pasti faktor La Nina tahun ini malah akan berdampak positif pada produksi tahun depan. Diharapkan produksi tahun depan akan naik," tutur Joko. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru