Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Perekonomian Warga Tumbang Bulan Tak Kalah dengan Warga Perkotaan

  • Oleh Abdul Gofur
  • 26 Desember 2016 - 16:50 WIB

BORNEONEWS, Kasongan -  Perekonomian dan taraf hidup warga Desa Tumbang Bulan, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan tergolong bagus. Bahkan taraf hidup mereka tidak kalah dengan warga yang bermukim di perkotaan, meski terisolasi karena masalah infrastruktur jalan maupum belum adanya jaringan telepon selular,

Hal ini terungkap saat Borneonews ke Tumbang Bulan dalam rangka mengikuti ekspedisi ke Bukit Bulan. Saat itu rombongan tim ekspedisi sempat dua malam bermalan di Tumbang Bulan. Saat berada di Tumbang Bulan, suara rekaman burung walet melalui alat musik/speaker terdengar bersahutan antarrumah satu dengan lainnya.

Suara burung walet melalui pengeras suara ini berlangsung 24 jam non stop. Beberapa warga Tumbang Bulan yang dibincangi Borneonews mengaku, warga setempat mulai menggeluti usaha bangunan sarang burung walet ini setalah perusahaan kayu yang ada di daerah ini tutup sekitar delapan tahun lalu.

Sejak saat itu warga Tumbang Bulan seakan kehilangan mata pencaharian. Pasalnya sebagian besar warga setempat menggantungkan hidup dengan bekerja di bidang perkayuan ini.

"Dulu di Muara Bulan yang sekarang berubah nama menjadi Tumbang Bulan ini ramai sekali bansaw dan soumil kayu Mas, sehingga warga desa ini banyak bekerja di perusahaan kayu itu," kata Fery,  seorang warga Desa Tumbang Bulan, Senin (26/12/2016).

Namun seiring larangan menebang kayu log oleh pemerintah atau ilegal logging, satu demi satu perusahaan kayu di Muara Bulan ini angkat koper hingga tidak satupun tersisa. 

"Lihat saja di sepanjang Sungai Bulan itu Mas, masih ada bekas bangunan tepi sungai yang dulunya kamp atau pondok karyawan dan bekas bangunan tempat penggergajian kayu," sebut Fery.

Sekitar dua tahun perusahaan kayu tutup, Fery mengaku jika ada beberapa warga setempat mulai mendirikan bangunan sarang burung walet itu.

Mengetahui hasilnya lumayan, kemudian satu demi satu warga Tumbang Bulan juga mendirikan bangunan walet. Selain bekas rumah, tak jarang warga juga membuat bangunan baru khusus untuk burung walet ini.

Fery mengaku juga memiliki satu unit bangunan sarang burung walet tersebut, yang saat ini sudah beberapa kali panen.

"Rupanya meski perusahaan kayu itu tutup total sejak delapan tahun lalu, tapi ada berkahnya bagi warga Tumbang Bulan ini Mas, sebab sekarang warga yang punya bangunan walet ini sudah pada naik haji dan bisa menguliahkan anak-anak mereka baik di Palangkaraya, Banjarmasin maupun di Jawa," kata Fery.

Namun Fery mengaku masyarakat setempat saat ini masih terisolasi baik masalah insfrastruktur jalan darat maupun jaringan listrik dan telepon sesuler. "Kalau untuk penerangan warga ada yang pakai genset dan pembangkit listrik tenaga surya. Sedangkan kalau ada kabar yang sidatnya mendesak warga bisa pakai orari untuk berkomunikasi dengan warga luar daerah, sebab telepon seluler tidak bisa karena tidak ada jaringan," imbuhnya.

Kepala Desa Tumbang Bulan, Yusran mengakui jika perekonomian warga desanya saat ini bisa dikatakan bagus dari hasil sarang burung walet ini.

Selain sarang burung walet, warga juga memiliki usaha lain seperti mencari ikan. "Cuma saya yang belum punya bangunan sarang burung walet ini. Tapi rencananya awal tahun 2017 ini kita juga akan membangun bangunan sarang burung walet ini, dan sekarang bahannya sudah siap," aku Kades Tumbang Bulan, Yusran. (ABDUL GOFUR/N).

Berita Terbaru