Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kalteng Menutup Tahun 2016 dengan Inflasi Tinggi

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 03 Januari 2017 - 20:09 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya-Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menutup ekonomi 2016 dengan kurang manis untuk inflasi daerah, yakni inflasi yang cukup tinggi sebesar 1,29% pada akhir Desember 2016. Padahal pada November lalu hanya sebesar 0,34%.

Kota Palangka Raya dan Sampit masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,28% dan 1,30%, menempati peringkat ke-8 dan ke-7 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional. Padahal bulan lalu, Inflasi Palangka Raya hanya 0,18% dan Sampit 0,66%. Sementara dari 82 kota pantauan,

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar 2,25 % dan deflasi tertinggi di Kota Manado sebesar 1,52%. 'Inflasi Kalteng yang merupakan gabungan dari dua kota (Palangka Raya dan Sampit), selama Desember 2016 terjadi inflasi sebesar 1,29%. Laju inflasi tahun kalender dan laju inflasi tahun ke tahun masing-masing sebesar 2,11 %,' kata Kepala BPS Kalteng Hanif Yahya di kantornya, Selasa (3/1/2017).

Ia menjelaskan, inflasi Kota Palangka Raya dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (3,70 %), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,42 %), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,69 %), perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,35 %), dan kesehatan (0,30 %).

Sedangakn Inflasi Kota Sampit terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan (4,10 %), transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan (1,16 %), kesehatan (0,33 %), sandang (0,11 %), serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,09 %).

Dari kondisi Inflasi sembilan kota yang melakukan pemantauan indeks harga konsumen (IHK) di wilayah Kalimantan, angka inflasinya antara lain Kota Sampit (1,30 %), Palangka Raya (1,28 %), Balikpapan (1,26%), Tanjung (1,02 %), Pontianak (0,93%), Samarinda (0,87 %), Singkawang (0,83%), Banjarmasin (0,82%), dan Tarakan (0,41 %).

Hanif pun menjelaskan, berdasarkan perbandingan besarnya andil kelompok pengeluaran di kedua kota pantauan, pengeluaran rumah tangga pada kelompok makanan di Kota Sampit relatif memberikan andil lebih tinggi terhadap tingginya tingkat inflasi dibandingkan Kota Palangka Raya. Sedangkan andil kelompok non makanan, relatif bervariasi di kedua kota tersebut.

'Berdasarkan perkembangan indeks harga bulanan, tingkat inflasi selama Desember 2016 secara umum merupakan capaian inflasi tertinggi selama setahun terakhir. Meskipun mengalami penurunan indeks harga di Kota Palangka Raya dan Sampit selama Agustus-Oktober 2016, namun terjadi lompatan indeks harga di kedua kota tersebut selama November-Desember 2016,' tutupnya. (RZ/B-8)

Berita Terbaru