BORNEONEWS, Palangka Raya - Anak muda yang berumur di bawah 20 tahun ayo ngaku! Tahu tidak ada buah yang namanya Kalangkala Jawabannya pasti tidak. Sangat sedikit yang menjawab iya.

Para orang tua suku Dayak pasti tahu walaupun sudah jarang bisa menyantapnya. Nah untuk kalangan setengah baya, pasti sangat merindukannya. Kalangkala saat ini memang bernasib malang karena langkanya kita dapat menemukan dan menyantap buah ini lagi.

Buah kalangkala yang sudah matang berwarna hijau tua, namun jika warnanya sudah berubah menjadi pink jangan khawatir karena itu artinya Kalangkala sudah sangat masak.

Bentuknya bulat dan memiliki kelopak yang harus dibuang ketika kita menyantapnya. Kulitnya mulus seperti jambu air sehingga bisa langsung disantap bersama dagingnya setelah dicuci bersih.

Di bagian dalamnya, ada biji yang seperti biji alpukat dan tidak bisa dimakan. Dagingnya Hm....sedikit berlemak seperti buah alpukat.

Bagi Anda yang benar-benar rindu pada Kalangkala, saat ini adalah waktu yang tepat. Anda bisa menemui buah Kalangkala di kawasan pasar tradisional Palangka Raya. Bisa di Pasar Kahayan, Pasar Besar dan cukup banyak dijual di Pasar Flamboyan Bawah.

Pantauan borneonews.co.id selama sepekan ini hanya ada dua tukang sayur di Pasar Besar Palangka Raya yang menjual Kalangkala di antara sekian banyak sayur dagangannya.

"Ini namanya buah Kalangkala, asalnya dari Banjar tapi sangat terkenal di Kalteng. Pokoknya ini buahnya orang Kalimantan keseluruhan," ungkap Acil Sanah saat dibincangi, Sabtu (14/1/2017).

Ia mengatakan, untuk menyantap Kalangkala yang telah langka ini sangat sederhana, tidak ribet dan tidak perlu dimasak di atas api. "Tinggal disiram air panas dari termos, iris bawang merah, kasih garam sedikit sama penyedap sedikit, tinggal di makan," tambahnya menjelaskan.

Nama olahan ini, dikatakan Sanah adalah Cacapan Kalangkala sehingga paling enak disantap bersama nasi panas dan ikan asin goreng. (TESTI PRISCILLA/B-2)