BORNEONEWS, Palangka Raya ' Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) menegaskan status Betang Hapakat yang berada Jalan RTA Milono, Palangka Raya adalah sekretariat atau kantor. Di sana merupakan aset daerah milik Pemprov Kalteng yang diserahkan untuk kepentingan Sekretariat DAD Kalteng dan Deputi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN).

Karena merupakan kantor dan bukan rumah tempat tinggal, maka tidak bisa disamakan statusnya dengan Rumah Betang pada umumnya yang memiliki pakem tertentu termasuk pembagian ruang di dalamnya hingga ke dalam hal pewarnaan. Ini sebagai sikap DAD menanggapi polemik tiang Betang Hapakat tersebut yang kini dicat dalam lima warna oleh DAD Kalteng.

'Tiang Betang Hapakat yang warna-warni, itu sudah dibicarakan. Yang jelas itu aset pemerintah provinsi (Pemprov) yang diserahkan untuk kepentingan sekretariat DAD provinsi dan MADN, yang sekarang deputi MADN yang berkantor disana,' kata Pengurus DAD Kalteng Rahmadi G Lentram seusai rapat harian yang dipimpin Ketua DAD Kalteng Agustiar Sabran di Taman Wisata Kum Kum, Palangka Raya, Rabu (18/1/2017).

"Intinya adalah sekretariat, yang kebetulan dibentuk mirip seperti rumah betang. Jadi sebetulnya bukan rumah betang. Ini supaya dipahami,' katanya. Ditegaskan Rahmadi, semua pihak agar tidak terlalu mempolemikkan masalah warna tiang. Sebab menurutnya, persoalan budaya selalu terus berkembang dan mengalami transformasi. Justru yang penting adalah pemaknaannya.

'Filosofis yang diletakkan tadi, kalau rumah betang, itu tidak ada dasar ketentuan pewarnaannya. Nah kita buat filosofi baru. Bahwa Betang yang dimaksud itu adalah berdiri karena keragaman, nah

disimbolkan dengan warna itu. Jadi tidak ada yang salah atau pelanggaran apapun,' imbuhnya.

'Jadi sekali lagi itu bukan rumah betang, cuma namanya saja yang Betang Hapakat. Itu sekretariat. Kalau cari rumah betang yang betul, itu ada di Tumbang Anoi, Tumbang Malahoi. Ini bukan, hanya namanya

saja betang,' timpal pengurus lainnya, Yansen A Binti. (ROZIQIN/B-6)