BORNEONEWS, Sukamara - Agar Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukma tidak selalu merugi setiap tahunnya, maka perlu adanya penyesuain tarif untuk menutupi biaya operasional yang dikeluarkan.

"Sebagai upaya perbaikan yang dilakukan adalah dengan menyesuaikan tarif," kata Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Sukamara, Sutrisno, Rabu (8/11/2017).

Menurut dia, tarif harus bisa menutupi biaya dasar, namun apabila pilihan penyesuaian tarif tidak dilakukan maka pemerintah daerah wajib menyediakan subsidi untuk menutupi kekurangan selisih tarif melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Berdasarkan data laporan evaluasi kerja PDAM, untuk biaya standar mengolah air bersih di Kalimantan Tengah sebesar Rp 6.092,25 permeter kubik, sementara tarif yang dikenakan kepada pelanggan sebesar Rp 1.827,88 permeter kubik, sehingga ada kerugian Rp 4.264,37 permeter kubik," ujar Sutrisno.

Sebelumnya, Kepala PDAM Sukamara, Acep Sutisna mengatakan, setiap tahun PDAM Tirta Sukma Sukamara mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah, kerugian tersebut terjadi akibat pendapatan yang diperoleh perusahaan milik daerah tersebut tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan.

'Biaya operasional setiap tahun semakin meningkat sementara pendapatan masih tetap sama. Dalam satu tahun biaya operasional yang harus dikeluarkan mencapai Rp700 juta lebih, sementara pendapatan hanya sekitar Rp500 juta maka dalam satu tahun PDAM tidak mendapatkan laba,' tutur Acep. (NORHASANAH/B-5)