Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ada Potensi Kelebihan Pasok CPO di Pasar Global

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 24 Januari 2018 - 16:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Rencana Uni Eropa melarang penggunaan minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) pada 2021 akan menyebabkan kelebihan pasokan di pasar global.

"Meski sudah disetujui, pelarangan impor CPO ini belum disahkan sebagai peraturan resmi. Namun, jika pelarangan ini benar-benar diterapkan, hal ini menimbulkan potensi oversupply terhadap pasokan CPO," kata analis NH Korindo, Joni Wintarja, di Jakarta, Selasa (23/1/2018).

Sekitar 46% total ekspor CPO ke Eropa, menurut Joni, sebesar 7,5 juta ton digunakan untuk konversi biodiesel. 

"Seandainya penghentian ini benar-benar diterapkan, itu artinya CPO akan mengalami kelebihan persediaan sekitar 3,45 juta ton," papar dia.

Kelebihan tersebut tentu akan membuat harga CPO di pasar jadi terkoreksi. Hal ini membuat emiten kelapa sawit ikut terdampak karena pendapatan emiten CPO seperti PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) jadi menurun.

Walau mengancam kinerja para emiten CPO, penurunan harga ini dipandang Joni bisa jadi peluang bagi para emiten produsen minyak kelapa sawit.

"Selisih harga antara CPO, minyak kedelai, dan minyak rapeseed akan menjadi semakin jauh. Ini artinya, minyak CPO menjadi sangat murah dibandingkan dengan minyak lain sejenis di dunia sehingga membuka kesempatan pasar yang lain bagi para emiten CPO," ujarnya.

Lantaran masih digunakan sebagai bahan makanan, tingkat konsumsi masyarakat jelas akan jadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja emiten CPO. Di tahun ini, kinerja emiten CPO berpotensi lebih moncer lantaran adanya potensi peningkatan tingkat konsumsi.

Di sisi lain, kelanjutan dari keputusan para anggota parlemen Uni Eropa masih akan menghantui kinerja para emiten CPO di tahun ini, sehingga para pelaku pasar masih tetap harus waspada terhadap sentimen ini.

Di antara saham emiten CPO lainnya, Joni melihat saham LSIP masih menarik. Ia merekomendasikan buy saham LSIP dengan target harga Rp1.540 per saham. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru