Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jual Beli Darah Sering Terjadi, Harga hingga Rp1 Juta

  • Oleh Muhammad Hamim
  • 22 Februari 2018 - 15:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Jual beli darah dari pendonor kepada pasien yang membutuhkan ternyata masih marak. Hal tersebut dilakukan di luar tanggung jawab Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). 

"Dari informasi dan penyelidikan yang kami dapat, memang jual beli darah masih terjadi di luaran, dengan harga yang cukup besar," ujar Kepala UTD PMI Kotim dr Yuendri Irawanto, Kamis (22/2/2018). 

Dari informasi itu ditemukan, satu kantong darah dijual mulai harga Rp400 ribu, Rp600, bahkan hingga Rp1 juta.  

Yuendri mengakui hal tersebut terjadi karena memang terkadang stok darah di PMI sedang kosong. Karena memang masyarakat yang donor darah masih kurang dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan.  

"Makanya maka kami mengimbau masyarakat agar selalu mendonorkan darahnya, sehingga praktik jual beli darah tidak lagi terjadi," lanjut Yuendri.  

Sementara, untuk darah di PMI saat ini memang persediannya terbatas. Rata-rata dalam sebulan hanya bisa mendapatkan 10 kantong darah. 

Berbagai cara untuk meningkatkan hal itu terus diupayakan, bahkan PMI juga mengingatkan pendonor rutin mendonorkan darahnya melalui pesan singkat.

"Namun yang menjadi kendala adalah sebagian pendonor tidak tinggal di Sampit, sehingga tidak bisa kami paksakan. Kami terus berupaya agar stok darah di PMI bisa tetap ada," terang Yuendri. (MUHAMMAD HAMIM/B-5) 

Berita Terbaru