Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Alasan Kenapa CPO Masih dalam Tekanan 

  • Oleh Nedelya Ramadhani
  • 13 Maret 2018 - 11:30 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Data cadangan minyak sawit Malaysia untuk Februari turun hampir 3% ke level terendah dalam empat bulan menjadi 2,48 juta ton. Seharusnya ini akan menjadi faktor pendorong penguatan.

Meski turun cukup signifikan, namun penurunan stok minyak sawit di negara penghasil minyak sawit terbesar kedua dunia itu masih di atas estimasi Reuters yang mematok di angka 2,37 juta ton.
    
Sedangkan produksi turun 15,4% menjadi 1,34 juta ton, penurunan keempat dalam empat bulan terakhir ke level terendah dalam setahun, tapi itu masih menjadi level tertinggi untuk periode Februari sejak sekitar 2000.

Kemudian untuk ekspor Februari melorot 13,3% menjadi 1,31 juta ton, penurunan bulanan terdalam dalam setahun. Penurunan itu diprediksi akan turun lagi pada Maret setelah India menaikkan bea masuk terhadap minyak sawit.

Faktor penekan lain bagi harga CPO adalah keputusan sejumlah importir di India pekan lalu yang menyatakan akan membatalkan impor minyak sawit hingga 100.000 ton seiring kenaikan bea masuk.

Di sisi lain, ekspor minyak sawit Malaysia turun pada periode 1-10 Maret, atau turun 12,1% dari periode yang sama bulan sebelumnya, menurut data AmSpec Agri Malaysia, Selasa (13/3/2018).

Untuk minyak nabati pesaing CPO, harga minyak kedelai kontrak Mei di Chicago Board of Trade turun tipis 0,03%, sedangkan minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange turun 0,25%. Tapi harga kontrak minyak sawit di Dalian naik 0,1%.

Sementara itu, analis pasar komoditas dan energi, Wang Tao, mengatakan minyak sawit mendapat support di level 2.367 ringgit per ton, tapi bisa melebihi level tersebut atau bergerak di kisaran 2.403-2.420 ringgit. (NEDELYA RAMADHANI/m)

Berita Terbaru